Risalah Islam Berkemajuan Penyambung Landasan Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhadjir Effendy mengatakan Risalah Islam Berkemajuan yang dihasilkan pada Muktamar 48 Muhammadiyah di Surakarta bukan barang baru di Muhammadiyah.
Namun demikian, Risalah Islam Berkemajuan (RIB) sekurangnya terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dan menjadi kebaruan dalam wawasan Islam Berkemajuan. Tiga hal itu meliputi redefinisi, reorientasi, dan reaktualisasi.
Dalam Pengajian Ramadan 1444 H PP Muhammadiyah pada, Ahad (26/3) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Muhadjir menyampaikan ketiga kebaruan tersebut bukan sekedar kata tanpa makna dan berdiri di ruang hampa.
Kebaruan tersebut, merupakan struktur landasan pemikiran dan gerakan yang dibangun oleh Muhammadiyah dalam menyongsong masa depan. Muhammadiyah sebagai pengalaman intersubjektif, imbuhnya, membutuhkan rumusan arah gerak dan berpikir sebagai pijakan bersama.
“Islam Berkemajuan itu adalah bentuk pikiran sikap dan tindakan yaitu merangkaikan pengalaman atau experience di masa lalu untuk dasar melakukan uji coba atau experiment untuk meraih harapan ekspektasi di masa depan.” Imbuhnya.
Harapan atau ekspektasi di masa depan yang diinginkan oleh Muhammadiyah dapat ditemukan dalam maksud dan tujuan Muhammadiyah, yaitu “menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”
Risalah Islam Berkemajuan, menurutnya merupakan bagian dari usaha PP Muhammadiyah mengkonstruksi wawasan atau konsep Islam Berkemajuan itu sendiri. Muhadjir mencontohkan, misalnya Pak AR Fachruddin menyebut Islam Berkemajuan sebagai Islam yang gagah, pemurah dan bukan peminta-minta.
“Terjemahan Islam Berkemajuan ini kompleks, sebagian dari kompleksitas itu dalam Risalah Islam Berkemajuan.” ungkapnya.
Islam Berkemajuan juga dapat dimaknai sebagai bentuk atau transformasi dari semangat Al Ma’un untuk mengagungkan dakwah dan tajdid dalam kehidupan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal.
“Agama Islam yang bercorak maju dan mencerahkan diusung dari pandangan keagamaan yang bersumber pada Al Qur’an dan Assunnah dengan mengembangkan ijtihad di tengah kehidupan dunia modern di abad ke 21 yang komplek.” Ungkap Muhadjir.
Secara lebih opersional Muhajdir menyebut Islam Berkemajuan yang dipedonami oleh Muhammadiyah merupakan agama yang membawa dan menyampaikan benih-benih kebaikan, kesejahteraan, keadilan, kemakmuran dan kehidupan yang dinamis.
(https://muhammadiyah.or.id/risalah-islam-berkemajuan-penyambung-landasan-pemikiran-dan-gerakan-muhammadiyah/)
Artikel Lainnya :
- Temui Presiden Jokowi, PP Pemuda Muhammadiyah Kenalkan 4 Poin Hasil Muktamar ke-18
- Densus 88 Silaturahim ke Muhammadiyah
- Daftar Struktur Majelis Lembaga dan Biro PP Muhammadiyah 2022-2027
- Buka Bersama dengan Komunitas Muslim di Granada
- Spiritualitas yang Terkoyak, Perlu Peran Muhammadiyah Mengatasinya