Berita
Muhammadiyah Kuatkan Keimanan dan Berdayakan Mualaf di Karo, Sumut
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KARO – Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama dengan LAZISMU PP Muhammadiyah meluncurkan program Mualaf Learning Center (MLC) di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
Peluncuran program ini ditandai dengan acara kick off Pusat Pembinaan Mualaf (PUSBINMU) Kabupaten Karo yang dilanjutkan dengan temu ramah dan kajian bersama para mualaf pada Sabtu (14/12).
Program Mualaf Learning Center (MLC) Muhammadiyah ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan kepada saudara-saudara yang baru memeluk agama Islam.
Melalui edukasi, pelatihan, dan pembinaan yang menyeluruh, MLC diharapkan dapat membantu para mualaf dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan lebih baik, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Program ini merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah untuk melaksanakan amanat dalam mendukung pemberdayaan mualaf, khususnya di kawasan 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
Muhammadiyah bersama LAZISMU menyiapkan dana sebesar Rp 1,2 miliar yang akan digunakan untuk berbagai kegiatan pendampingan di daerah-daerah tersebut, termasuk di Kabupaten Karo dan Subulussalam (Aceh).
Program Mualaf Learning Center (MLC) Muhammadiyah ini pertama kali launching pada 12-13 November 2024 di Jakarta dengan tema “Refleksi dan Sinergi untuk Peningkatan Aksi”.
Kehadiran MLC di Kabupaten Karo merupakan salah satu langkah strategis dalam memperkuat institusionalisasi pendampingan mualaf yang telah dimulai di berbagai wilayah.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua LDK PP Muhammadiyah mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, penguatan keimanan kepada mualaf perlu dijaga, sebab mereka masih sebagai kelompok rentan.
“Tujuan kegiatan ini untuk membangun komitmen dan ikhtiar memantapkan keimanan dan ketaqwaan saudara kita para mualaf,” katanya.
Selain kegiatan pengajian, LDK PP Muhammadiyah juga memberikan bantuan sembako kepada para mualaf yang hadir, sebagai bentuk dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan mereka.
(https://muhammadiyah.or.id/2024/12/muhammadiyah-kuatkan-keimanan-dan-berdayakan-mualaf-di-karo-sumut/)
Pesan Abdul Mu’ti untuk Guru: Luruskan Niat, Cintai Murid, Ilmu dan Profesi
MUHAMMADIYAH.OR.ID, CILACAP – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang juga Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti mengajak guru-guru Muhammadiyah di Cilacap untuk kembali meluruskan niat.
Menurutnya profesi guru tidak hanya bersifat keduniaan, tapi juga mengemban misi kenabian atau profetik. Sebab menjadi guru itu memiliki misi utama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pesan itu disampaikan oleh Abdul Mu’ti pada Senin (16/12) di Cilacap dalam agenda Pembinaan Guru dan Karyawan Sekolah Muhammadiyah se-Kabupaten Cilacap yang diadakan Pendopo Kabupaten Cilacap.
Tak hanya itu, Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam ini juga berpesan supaya guru memiliki cinta yang besar kepada peserta didik atau murid. Mencintai murid dengan berbagai kondisi yang mereka miliki.
“Kita harus menata pikiran kita, bahwa setiap anak yang belajar di sekolah kita itu adalah para utusan Allah, para hamba Allah yang membukakan pintu surga,” tutur Abdul Mu’ti mengutip perkataan Seyyed Hossein Nasr.
Tanpa murid, seorang guru tidak bisa disebut sebagai guru dan seorang terpelajar atau berilmu tidak bisa mengamalkan ilmunya. Jika demikian, maka mendidik harus dilandasi rasa cinta dan kasih.
Bagi seorang guru yang mencintai pekerjaannya, kata Mu’ti, meniscayakan juga untuk lebih mencintai ilmu. Oleh karena itu guru senantiasa dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas mendidiknya.
“Cara kita di dalam mengajar juga harus meningkat, cara kita di dalam menangani berbagai macam persoalan dalam pembelajaran juga harus meningkat,” katanya.
Sebab menurutnya, menjadi guru di ruang kelas sekaligus juga menjadi pembelajar. Sebab cara mengajar atau menyampaikan materi adalah bagian dari proses untuk selalu belajar.
“Sebab kita mengajar itu juga bagian dari kita belajar, bagian dari cara kita untuk meningkatkan kemampuan diri,” imbuhnya.
Mu’ti juga berpesan supaya guru-guru mencintai profesinya. Guru tidak boleh minder atau berkecil hati karena profesinya sebagai guru. Karena guru adalah profesi yang luar biasa hebat.
(https://muhammadiyah.or.id/2024/12/pesan-abdul-muti-untuk-guru-luruskan-niat-cintai-murid-ilmu-dan-profesi/)
Apresiasi Presiden Prabowo Subianto untuk Muhammadiyah di Milad 112 Tahun
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KUPANG – Tanwir I Muhammadiyah periode Muktamar ke-48 secara resmi dibuka pada Rabu (4/12) di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK).
Acara musyawarah tertinggi kedua setelah Muktamar ini resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto.
Terlihat menghadiri undangan Wakil Presiden (Wapres) RI ke 10 dan 12, HM. Jusuf Kalla, beberapa menteri dan Wakil menteri Kabinet Merah Putih, Pimpinan DPR dan DPD RI, PJ Gubernur NTT, serta Forkompimda NTT.
Presiden Prabowo dalam sambutannya menyampaikan, banyak pejabat menteri dan setara menteri di Kabinet Merah Putih, menurut Prabowo ini adalah bukti keberhasilan Muhammadiyah, melalui institusi pendidikan nya.
Prabowo juga menyebut beberapa nama seperti Sukarno dan Ibu Fatmawati sebagai pengurus Muhammadiyah, Bung Hatta, bahkan sampai juga Suharto adalah kader lulusan sekolah Muhammadiyah.
“Tugas Muhammadiyah memang mendidik dan membesarkan kader kader, sehingga Muhammadiyah ada di mana-mana,” katanya.
Presiden Prabowo menyampaikan akan senantiasa mendukung peran Muhammadiyah, terlebih dalam pelayanan pendidikan dan rumah sakit. Sebab keduanya sebagai pondasi membangun bangsa.
Jenderal Purnawirawan ini juga mengaku memiliki tokoh inspiratif yang juga kader Muhammadiyah, yaitu Jenderal Besar Sudirman yang juga guru SMA Muhammadiyah di Purwokerto.
“Jenderal Besar Sudirman tidak pernah melewati pendidikan militer, dan Sesko di manapun. Tapi dia mempin perang kemerdekaan dan menang,” ungkapnya.
Ungkapan-ungkapan yang disampaikan oleh Sudirman juga tak kalah dari tokoh-tokoh besar dunia yang lain. Artinya, meski hanya sebagai Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah tapi dia belajar dengan kuat.
Prabowo mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu, belajar dari sejarah, menghindari konflik untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan lebih baik lagi.
“Saya harus berterima kasih, bukan merasa kehormatan tapi saya merasa penting untuk berbicara pada tokoh-tokoh, guru, ulama yang merupakan pendidik bangsa dan masyarakat,” imbuhnya.
Presiden Prabowo berharap Muhammadiyah dapat merealisasikan temanya, “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”. Dia juga menyampaikan, akan sulit menggapai kemakmuran tanpa keadilan.
“Marilah kita berjuang mencari Kemakmuran, hilangankan kemiskinan, hilangkah stunting,” harap Presiden Prabowo.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan terima kasih ke Presiden RI Prabowo Subianto atas kesediaannya untuk membuka Tanwir Muhammadiyah ini.
Selain itu, ucapan terima kasih disampaikan ke Prabowo Subianto atas amanah yang diberikan ke beberapa kader Persyarikatan Muhammadiyah dalam membantu pemerintah periode sekarang.
“Tanwir dan Milad ini diselenggarakan di tempat ini, di UMK sebagai pertimbangan atas kepercayaan kami atas gerak Muhammadiyah di NTT, dan mewakili misi Muhammadiyah untuk bangsa,” katanya.
Haedar menyampaikan, UMK merupakan kampus Krismuha (Kristen Muhammadiyah). Sebab dari 9000 an mahasiswa yang aktif, 82 persen dari mereka adalah non muslim.
“Bahkan UMK ini sering diplesetkan dengan istilah Universitas Muhammadiyah Kristen,” ungkapnya.
Haedar juga menyinggung tema Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,” merupakan langkah dan komitmen Muhammadiyah sejak awal hingga kini.
Haedar menyampaikan, menghadirkan kemakmuran berangkat dari tiga spirit. Pertama cita-cita nasional. Kedua, diksi kata gemah ripah lohjinawi. Serta ketiga, konsep dalam Islam yaitu baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur.
Mengutip buku karya Prabowo Subianto, Haedar menyampaikan bahwa embangun Indonesia memerlukan pemerintah sebagai pelopor, bukan wasit. Serta pemerintah berbeda dengan paham neoliberal, karena kita menganut ekonomi konstitusi.
“Terlalu lama kekayaan kita dibawah keluar, sudah saatnya untuk dibawah pulang kembali,” imbuh Haedar mengutip Prabowo.
Sementara itu, PJ Gubernur NTT Andriko Noto Susanto menyampaikan terima kasih ke Muhammadiyah yang mimilih Kota Kupang di NTT sebagai tuan rumah Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah.
(https://muhammadiyah.or.id/2024/12/apresiasi-presiden-prabowo-subianto-untuk-muhammadiyah-di-milad-112-tahun/)
Muhammadiyah Dukung Program Makan Bergizi dari Pemerintah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KUPANG — Muhammadiyah menggelar Tanwir dan peringatan Milad ke-112 di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Nusa Tenggara Timur pada Rabu (4/12), dengan dihadiri Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam pidato pembukaannya menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran Presiden di tengah agenda kenegaraan yang padat.
“Alhamdulillah, hari ini kita menyelenggarakan Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah yang secara spesial dihadiri oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden, yang meskipun baru tiba dari kunjungan kenegaraan di luar negeri, langsung hadir di Kupang untuk Muhammadiyah dan masyarakat NTT,” ujar Haedar.
Dalam kesempatan tersebut, Haedar juga menyampaikan penghargaan atas kepercayaan Presiden kepada kader Muhammadiyah yang kini mengemban amanah di jajaran kabinet, baik sebagai menteri, wakil menteri, maupun pejabat lembaga kenegaraan lainnya.
“InsyaAllah, mereka adalah kader-kader terbaik yang amanah dan dapat menjalankan tugas kenegaraan dengan baik. Ada yang berasal dari Muhammadiyah struktural dan non-struktural, yang sepenuhnya mendukung kepemimpinan Bapak Presiden,” tambahnya.
Haedar melaporkan sejumlah program unggulan Muhammadiyah, salah satunya program makan bergizi yang digagas oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Program ini telah resmi bermitra dengan Badan Gizi Nasional melalui nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani sehari sebelum acara.
Pemilihan Kupang sebagai lokasi Tanwir dan Milad, lanjut Haedar, mencerminkan perhatian Muhammadiyah terhadap kawasan timur Indonesia, termasuk NTT dan Papua.
“Universitas Muhammadiyah Kupang menjadi saksi komitmen Muhammadiyah untuk bangsa. Kampus ini memiliki 8.800 mahasiswa, di mana 82% di antaranya beragama Kristen Protestan dan Katolik. Kehadiran Muhammadiyah di NTT dan Papua telah menyatu, bahkan ada istilah Krismuha atau Kristen Muhammadiyah yang mencerminkan kedekatan ini,” jelasnya.
Haedar juga menyampaikan terima kasih kepada tokoh agama, pejabat daerah, dan masyarakat NTT yang selama ini mendukung keberadaan Muhammadiyah. Bahkan, Universitas Muhammadiyah Kupang sering disebut dengan istilah “Universitas Muhammadiyah Kristen” karena inklusivitasnya.
Acara ini turut dihadiri jajaran menteri, pimpinan pusat Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, serta tamu undangan dari berbagai daerah. Dengan semangat Tanwir dan Milad, Muhammadiyah terus berkomitmen untuk memperkokoh kiprahnya bagi kemajuan bangsa dan negara.
(https://muhammadiyah.or.id/2024/12/muhammadiyah-dukung-program-makan-bergizi-dari-pemerintah/)
Mendagri Sebut Muhammadiyah Menjadi Teladan dalam Pengelolaan Filantropi Berbasis Nilai Keislaman
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI) Tito Karnavian mengucapkan selamat atas terselenggaranya Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke -112 Muhammadiyah di Kupang.
“Pada kesempatan yang baik ini, saya beserta keluarga besar Kementerian Dalam Negeri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan mengucapkan selamat atas diselenggarakannya Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke -112 Muhammadiyah,” ucap Tito pada Senin (2/12).
Tito mengatakan 112 Tahun Muhammadiyah telah menjadi bagian penting dalam sejarah kelahiran bangsa, berkontribusi nyata dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih lanjut, Tito menyebut Muhammadiyah juga menjadi teladan dalam pengelolaan filantropi yang berbasis pada nilai-nilai keislaman.
“Muhammadiyah tidak hanya menjadi pelopor dalam pembangunan sekolah, universitas, rumah sakit, dan lain-lain. Namun, Muhammadiyah juga menjadi teladan dalam pengelolaan filantropi yang berbasis pada nilai-nilai keislaman,”tegas Tito.
Terakhir, Tito mengajak seluruh masyarakat untuk terus berlomba-lomba berbuat kebaikan dan kebajikan. (bhisma)
(https://muhammadiyah.or.id/2024/12/mendagri-sebut-muhammadiyah-menjadi-teladan-dalam-pengelolaan-filantropi-berbasis-nilai-keislaman/)
LazisMu Luncurkan Program “Kampung Berkemajuan”
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Untuk memperkuat upaya dan pencapaian di lingkup SDG’s (Sustainable Development Goals) dalam hal pembangunan desa, Lazismu melakukan Launching dan penandatanganan komitmen salah satu program prioritas yang dinamakan “Kampung Berkemajuan” yang dilakukan pada Sabtu, (29/11) pada acara Rakernas Lazismu 2025.
Launching dan Penandatanganan Komitmen pada program tersebut dilakukan oleh Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Hilman Latief, Ketua PP Muhammadiyah, Agung Danarto, Ketua Lazismu Pusat, Imam Mujaddid Rais, Ketua PWM DIY, Ikhwan Ahada, dan disaksikan oleh seluruh peserta Rakornas Lazismu 2025.
Proyeksi Kampung Berkemajuan menurut Rais selaku Ketua Lazismu Pusat adalah suatu program unggulan atau strategis dari Lazismu yang memiliki piloting kawasan atau program pembangunan berbasis kawasan dengan nama “Kampung Berkemajuan”.
“Lazismu pada tahun ini memiliki program unggulan atau strategis yang terkonsep dan memiliki piloting kawasan atau program pembangunan berbasis kawasan dengan nama ‘Kampung Berkemajuan’. Kampung Berkemajuan merupakan program pemberian masyarakat yang melibatkan partisipasi warga melalui berbagai aktivitas di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, sosial dakwah dan juga kemanusiaan,” jelasnya.
Pada pelaksanaannya program akan berlangsung melalui metode ‘partisipatif alih-alih top down’ dengan harapan masyarakat atau warga kampung berkemajuan mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri dengan solusi-solusi yang mereka temukan tersendiri.
Hal tersebut tentunya searah dengan poin dan tujuan SDG’s terkait SDG’s Desa, Kemitraan Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal yang memiliki poin diantaranya: desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa ekonomi tumbuh merata, desa peduli pendidikan dan desa peduli kesehatan.
Selain itu, hal ini juga selaras dengan tujuan dan proyeksi pemerintah dimana saat ini pemerintahan era Prabowo Subianto telah membuat dokumen yang dinamakan Asta Cita ‘Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.’
Hilman Latief selaku Bendahara Umum PP Muhammadiyah menjelaskan bahwa pembangunan desa sudah menjadi prioritas negara pada saat ini. Selain itu, Hilman juga mendorong seluruh pimpinan Lazismu agar memahami dan membaca dokumen Asta Cita tersebut agar Lazismu bersama pemerintah dapat terus bersinergi untuk membangun negara melalui desa secara bersama-sama.
“Alhamdulillah Lazismu saat ini memulai proyek yang disebut dengan Kampung Berkemajuan. Saya mendorong para pimpinan Lazismu harus memahami dan membaca Asta Cita yang merupakan suatu dokumen yang telah dibuat oleh presiden RI, Prabowo Subianto dimana kita harus terus bersinergi dengan pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Bagaimana pembangunan desa sudah menjadi prioritas negara saat ini,”jelasnya.
Kemudian, Hilman juga menyebut bahwa proyeksi ini telah dihitung dampaknya secara matang dan program tersebut juga merupakan suatu mimpi dari Lazismu yang telah dirumuskan sejak tahun 2020 yang lalu.
“Kampung Berkemajuan versi lazismu diharapkan betul-betul serius dan merupakan mimpi dari kita semua bahkan sudah dirumuskan sejak tahun 2020. Tujuan dari kampung berkemajuan tersebut diharapkan dapat dihitung dampaknya dan tentu basis nya disini sudah langsung terjun pada area,” ungkapnya. (bhisma)
(https://muhammadiyah.or.id/2024/11/lazismu-luncurkan-program-kampung-berkemajuan/)
Bekerjasama dengan Medkom PP Muhammadiyah, Lazismu Pamerkan Karya Fotografi Kemanusiaan
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sebagai bagian dari pilar utama gerakan filantropi Islam, Lembaga Amil Zakat Infaq Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu) kembali tunjukkan komitmennya terhadap nilai kemanusiaan melalui penyelenggaraan Lomba Fotografi bekerjasama dengan Media dan Komunikasi (Medkom) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati Milad ke-112 Muhammadiyah sekaligus Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu 2025 yang diselenggarakan di BBPP MPV Yogyakarta.
Ketua Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, menjelaskan bahwa lomba ini memanfaatkan fotografi sebagai media narasi yang mampu menyampaikan pesan kemanusiaan melalui panca indra dan emosi.
“Seiring perkembangan zaman, teknik fotografi kini dapat dilakukan hanya melalui gadget. Oleh karena itu, Lazismu berusaha memaksimalkan teknologi yang ada untuk menyebarkan pesan-pesan kemanusiaan kepada masyarakat luas,” ungkap Rais pada Jum’at (29/11).
Selain mengangkat nilai seni, lomba ini juga berperan sebagai wadah edukasi dan inspirasi bagi para peserta. Menurut Rais, hasil karya fotografi yang diikutsertakan diharapkan dapat menggugah jiwa, mengetuk hati, serta mendorong lahirnya tindakan kebaikan dan semangat berbagi.
“Fotografi adalah salah satu media yang mampu menggerakkan emosi dan empati kita. Harapan kami, lomba ini tidak hanya menghasilkan karya visual yang indah, tetapi juga membawa pesan mendalam yang dapat menginspirasi masyarakat untuk terus berbuat baik,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Lazismu juga ingin membangun brand awareness yang kuat, sehingga Lazismu dapat terus berinovasi dalam mendukung visi dan misi Peryarikatan Muhammadiyah. Fotografi menjadi salah satu cara Lazismu dalam menunjukkan identitasnya sebagai bagian dari peryarikatan yang progresif dan relevan dengan perkembangan zaman.
Tidak hanya berhenti pada penyelenggaraan lomba dan pameran, Rais menegaskan pentingnya evaluasi terhadap sasaran dan dampak dari program ini.
“Dengan terselenggaranya pameran fotografi ini, kami akan terus melakukan evaluasi dan komunikasi dua arah yang baik untuk memastikan bahwa pesan kemanusiaan yang ingin disampaikan melalui foto dapat diterima dengan efektif,” tutupnya.
Melalui langkah kreatif ini, Lazismu membuktikan bahwa gerakan filantropi Islam tidak hanya terbatas pada bantuan material, tetapi juga melibatkan seni dan teknologi sebagai media untuk menyebarkan kebaikan dan membangun kesadaran kolektif. (Nola)
(https://muhammadiyah.or.id/2024/11/bekerjasama-dengan-medkom-pp-muhammadiyah-lazismu-pamerkan-karya-fotografi-kemanusiaan/)
Bekerjasama dengan Lembaga Jerman, Muhammadiyah Perkuat Perlindungan Kesehatan Global
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Guna melakukan peningkatan kompetensi bertaraf Internasional para Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar program ‘Emergency Medical Teams Twinning, Training and Transfer Knowledge (EMT TTT) yang berlangsung selama 4 hari, mulai Jumat hingga Senin (22-25/11) yang dihadiri lebih dari 90 peserta dan bertempat di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.
Ketua EMT MDMC PP Muhammadiyah, Dokter Corona mengungkap program ini bekerjasama dengan Robert Koch Institute dan ISAR Germany yang bertujuan untuk peningkatan kapasitas EMT Muhammadiyah. Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas EMT Muhammadiyah untuk memenuhi standar Internasional, termasuk lolos dalam verifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Program ini telah berjalan selama 3 tahun sejak 2022 dan telah bekerjasama dengan Robert Koch Institute dan ISAR Germany yang bertujuan untuk peningkatan kapasitas EMT Muhammadiyah. Kerjasama ini berbentuk berbagai pelatihan baik secara online ataupun onsite. Harapannya dengan kerjasama dan kegiatan ini betul-betul dapat meningkatkan kapasitas para EMT Muhammadiyah supaya nantinya dapat lulus di verifikasi WHO (World Health Organization),” ungkap Corona.
Lebih lanjut Corona juga menerangkan bahwa pelatihan EMT yang diadakan selama 4 hari ini diikuti lebih dari 90 peserta dan dibagi menjadi 2 kelompok.
“Agenda selama empat hari ini diikuti oleh 94 peserta yang dibagi ke dalam dua kelompok. Dengan pendekatan yang terstruktur, kami berharap pelatihan ini memberikan dampak signifikan bagi pengembangan kapasitas EMT Muhammadiyah,” tambah Corona.
Kerjasama dengan RKI dan ISAR ini tentu menjadi langkah nyata MDMC PP Muhammadiyah untuk terus berkontribusi di masyarakat dan melakukan pengembangan para tenaga medis kedaruratan dan bencana Internasional. Tentunya visi tersebut juga selaras dengan yang di ungkapkan Souaad Chemali selaku EMT Twinning Project Lead dari Robert Koch Institute.
“Robert Koch Institute telah berkolaborasi dengan berbagai partner Internasional untuk fokus pada perlindungan kesehatan global. Kami adalah lembaga ilmiah pusat pemerintah yang memiliki misi untuk melindungi dan mengembangkan kesehatan masyarakat dunia. Salah satu bagian dari kerjasama kami dengan MDMC adalah dalam bentuk pelatihan EMT dimana hal ini diharapkan dapat memberikan sebuah kesempatan untuk kita agar dapat bekerjasama di bidang perlindungan kesehatan internasional,” paparnya.
Pihaknya juga memiliki International Search and Rescue (ISAR) Germany yang merupakan institusi yang membersamai berbagi ilmu dan memberikan pelatihan para EMT di seluruh dunia.
“Kerjasama dengan MDMC yang kami mulai dari tahun 2022 ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan di lingkup kesehatan Internasional, kami telah melakukan berbagai diskusi dan berharap akan menghasilkan program-program menarik di masa depan untuk mendukung lembaga dan EMT untuk terus berkembang,” jelasnya.
Program yang telah diadakan tersebut tentunya menjadi sebuah harapan sekaligus langkah nyata MDMC Muhammadiyah dalam mempersiapkan Emergency Medical Team (EMT) yang berstandar Internasional, sekaligus hal tersebut tentu dapat memperkuat peran Muhammadiyah dalam upaya perlindungan kesehatan global. (bhisma)
(https://muhammadiyah.or.id/2024/11/bekerjasama-dengan-lembaga-jerman-muhammadiyah-perkuat-perlindungan-kesehatan-global/)
Generasi Perempuan Muhammadiyah-‘Aisyiyah Harus Terus Membawa Nilai Islam Berkemajuan
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Milad ke-106 Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Acara ini digelar pada Ahad (24/11) di kampus Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
“Saya sangat bersyukur karena dengan usia yang mencapai 106 tahun, atau lebih dari satu abad, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah telah menjadi bagian penting dalam mencetak generasi-generasi perempuan Muhammadiyah yang berkemajuan,” ungkap Noordjannah.
Pada kesempatan tersebut, Noordjannah menyoroti pentingnya peran perempuan dalam kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat. Ia menekankan bahwa generasi perempuan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah harus terus membawa nilai-nilai Islam berkemajuan, berilmu, dan beriman, serta tetap menjaga kesetaraan gender yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
“Perempuan harus kuat, berilmu, memiliki iman yang kuat, menjadi seorang ibu dan seorang perempuan yang luar biasa tanpa harus merendahkan laki-laki. Tentu faham dan nilai-nilai gender dan kesetaraan ini harus selaras dengan Al Islam dan Muhammadiyah,” ujarnya.
Lalu, ia juga mengingatkan bahwa sejarah panjang Muallimin dan Mu’allimaat di Muhammadiyah yang telah dibentuk oleh para pendiri Muhammadiyah harus terus dijaga dan dilanjutkan.
“Kyai Dahlan telah memberikan teladan tentang bagaimana beliau sangat menghargai peran perempuan melalui pemikiran-pemikirannya yang visioner. Oleh karena itu, pada zaman ini tentunya kita harus melanjutkan cita-cita yang sudah dibentuk dan dibingkai dalam sistem yang modern dimana sistem tersebut melekatkan seluruh amal usaha dengan organisasi,” paparnya.
Bagi Noordjannah Muallimin dan Mu’allimaat adalah sebuah lembaga yang didirikan oleh para pendiri Muhammadiyah dengan harapan menjadi sebuah lembaga pendidikan yang bisa hidup dimana saja dan semakin maju.
“Maka bisa dibilang bahwa labolaroriumnya adalah madrasah Muallimin dan Mu’allimaat,” jelas Nordjannah.
Yang terakhir, Nordjannah berharap agar Muallimin dan Mu’allimaat dapat terus mencetak generasi-generasi berperestasi yang dapat mengharumkan dan berdampak bagi bangsa dan negara terutama bagi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sendiri.
“Harapan saya, dengan sejarah panjang Mu’allimat, maka diharapkan generasi-generasi Muhammadiyah ini dapat terus berkiprah dimanapun berada. Ibarat anak panah, orang-orang yang berprestasi pasti akan meninggalkan tanda. Maka, dimanapun generasi Muhammadiyah berada diharapkan dapat melesat jauh dan memberikan tanda atau kontribusi untuk kemajuan Bangsa dan Negara terutama untuk Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” pungkasnya. (bhisma)
(https://muhammadiyah.or.id/2024/11/generasi-perempuan-muhammadiyah-aisyiyah-harus-terus-membawa-nilai-islam-berkemajuan/)
Tradisi Muhammadiyah Berorientasi pada Tindakan
MUHAMMADIYAH.OR.ID, TEMANGGUNG – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memberikan penghargaan atas prestasi-prestasi yang telah diraih oleh beberapa Pimpinan Ranting, Cabang dan Daerah Muhammadiyah Wilayah Jawa Tengah. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Muhammadiyah Awards yang menjadi salah satu rangkaian dalam acara Resepsi Milad ke-112 & Peresmian Gedung Zam-Zam RS PKU Muhammadiyah Temanggung pada Sabtu (23/11).
Berbagai hadiah telah diberikan mulai dari uang tunai, emas Batangan, hingga hadiah umroh bagi para pemenang. Haedar menyebut bahwa tujuan dari pemberian hadiah tersebut adalah untuk memberi apresiasi kepada para kader yang telah bekerja dengan gigih untuk Muhammadiyah dan masyarakat.
“Tadi sudah ada award di tingkat provinsi, besok juga kami akan mengadakannya untuk tingkat nasional di Kupang. Poin pentingnya adalah penghargaan tersebut untuk memberi apresiasi kepada para kader kita yang telah bekerja dengan gigih untuk Muhammadiyah dan masyarakat,” jelas haedar.
Kemudian, Haedar menekankan bahwa bentuk penghargaan ini juga harus dijadikan culture di negara Indonesia dimana poin penting tentang ‘menghargai orang yang bekerja’ tetap harus dijunjung tinggi dan dijadikan nilai dalam kehidupan bermasyarakat.
“Kita di Muhammadiyah akan terus menghargai orang yang bekerja dan ini harus terus menjadi culture di negara Indonesia, dimana kita harus terus menghargai orang yang berbuat dan bekerja apalagi pada orang-orang yang bekerja tanpa pamrih di lorong-lorong sepi dan memberikan manfaat besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,”tekan Haedar.
Lebih lanjut, Haedar juga memberikan refleksi penting agar masyarakat tidak terjebak dalam pesona kata-kata kosong tanpa tindakan nyata.
“Dengan usia Muhammadiyah yang sudah menginjak 112 tahun, Muhammadiyah terus berkontribusi untuk membangun bangsa. Saya sering menerangkan bahwasannya Muhammadiyah itu tidak banyak bicara tapi banyak tindakannya. Maka dari itu, saya perlu mengingatkan bahwa jangan sampai kita terlalu terpukau dengan mereka-mereka yang sekadar bicara yang kelihatannya begitu rupa tapi sejatinya tidak begitu berbuat untuk masyarakat,”tegasnya.
Pesan yang diberikan Haedar tersebut tentunya menjadi refleksi bagi kita semua agar terus bersemangat dan mempunyai tujuan yang nyata dalam bekerja. Muhammadiyah, dengan tradisi dan kebiasaannya yang berorientasi pada tindakan, menjadi teladan yang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (bhisma)
(https://muhammadiyah.or.id/2024/11/tradisi-muhammadiyah-berorientasi-pada-tindakan/)