Status PDDIKTI rektoratumsrappang@gmail.com 085299570468 Kode PT : 091058

Berita

Haedar: Kekerasan dan Perang Bukan Solusi Penyelesaian Masalah

MUHAMMADIYAH.OR.ID,  YOGYAKARTA– Setelah sebelas hari perang Iran kontra Israel, Pemerintah Iran mengumumkan gencatan senjata. Langkah ini diambil diharapkan akan mampu membangun perdamaian di muka bumi, serta mencegah meluasnya perang. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,  Haedar Nashir mendukung upaya perdamaian yang dilakukan kedua belah pihak. Sebab menurutnya di era modern sekarang ini, tentu penyelesaian masalah dengan kekerasan dan perang tidak boleh menjadi pilihan utama – bahkan tidak boleh jadi pilihan.

Hal itu disampaikan Haedar Nashir pada Rabu (25/6) ketika menerima silaturahmi Duta Besar Iran untuk Republik Indonesia, H.E. Mr. Mohammad Boroujerdi disela-sela Peluncuran Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta pada Rabu (25/6). “Perdamaian ini kita harapkan menjadi solusi untuk selamanya,” kata Haedar.Pada kesempatan ini Haedar juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran Pemerintah Iran melalui Kedutaan Besar dalam launching KHGT. Kehadiran ini diharapkan menjadi dukungan untuk internasionalisasi KHGT sehingga diterapkan oleh umat Islam seluruh dunia.

Sementara itu, Dubes Iran Iran, Mohammad Boroujerdi menjelaskan Iran bukan negara agresor, namun akan selalu melakukan pembelaan diri terhadap segala bentuk serangan. Iran juga mengajak masyarakat global agar tidak gampang terpecah dengan segala bentuk perpecahan terutama melalui narasi media yang dilancarkan oleh pihak Israel.

Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID

Akademi Dai Digital Muhammadiyah Resmi Dibuka, Literasi Teologis Jadi Modal Utama Dakwah Era Digital

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim membuka Akademi Dai Digital Muhammadiyah Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada Sabtu (21/6). Dalam amanahnya, Kiai Saad mengingatkan lagi semangat ayat ideologis Muhammadiyah yaitu Surat Ali Imran ayat 104. Dari ayat tersebut ditemukan perintah bagi setiap muslim untuk berdakwah.

 

Kiai Saad menyebutkan bahwa, dapat disebut sebagai muslim yang sukses itu tidak cukup hanya sampai menjadi dai. Tapi harus sampai menjadi amir yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Menyinggung tentang tema pelatihan ini “Dakwah Transformatif di Era Digital”, Kiai Saad berharap jika ke depan era akan berubah lagi, maka sifat transformatif harus tetap melekat pada aktivitas dakwah Muhammadiyah. “Andaikata era itu berubah lagi, maka sifat transformatif itu harus tetap menempel pada dakwah. Sekarang kita hidup di masa digital, maka hari ini tepat diadakan akademi digital,” katanya.


Derasnya arus informasi yang kian cepat didukung oleh sains dan teknologi diharapkan mampu direspon dengan baik oleh para dai Muhammadiyah. Cara merespon itu diantaranya tentu dengan memperkuat literasi. Literasi menjadi tumpuan utama dai Muhammadiyah, sebab kompatibel dengan situasi era atau zaman, literasi juga memiliki landasan teologis yakni sebagai ayat pertama yang turun dalam Al Qur’an.

Dalam menghadapi era digital, para dai Muhammadiyah harus memiliki landasan teologis yang kuat, wawasan keilmuan yang luas, dan keterampilan teknologi yang mumpuni. Bukan untuk menjadi pengikut tren, tetapi untuk mengarahkan arus zaman kepada nilai-nilai Islam yang mencerahkan. “Kalau dakwah kita hanya mengejar popularitas atau follower, maka kita kehilangan arah. Tapi jika dakwah kita dibangun atas dasar tauhid dan ilmu, maka itu akan menjadi kekuatan perubahan yang sejati,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muhammad Arifin menyampaikan pentingnya dakwah kreatif untuk menyasar berbagai komunitas, termasuk komunitas atau kelompok masyarakat virtual. LDK sebagai gerakan sayap dakwah Muhammadiyah diharapkan tak hanya hadir di ruang-ruang nyata, tapi juga di jagat maya. Maka, dai perlu memiliki bekal atau kemampuan untuk memproduksi konten yang distributif di dunia maya.

Pada kesempatan ini, Muhammad Arifin juga melaporkan bahwa LDK PP Muhammadiyah beberapa waktu yang lalu telah melakukan panen raya di kelompok Suku Baduy – sebagai bagian dari program pendampingan keberdayaan. Sebagai informasi, kegiatan Akademi Dai Digital Muhammadiyah diikuti peserta sebanyak 100 orang yang berasal dari berbagai LDK seperti dari Regional DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, dan Lampung.

 

Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID


PP Muhammadiyah Terima Kunjungan STAI Sadra Bahas Potensi Kerjasama

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhamamdiyah menerima kunjungan dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sadra pada Rabu, (18/6), bertempat di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta. Kunjungan tersebut ditujukan dalam rangka menjajaki kerja sama kelembagaan di bidang pendidikan tinggi Islam. Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib, dan jajaran Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang PP) Muhammadiyah, serta Jajaran STAI Sadra yang dipimpin langsung oleh Ketua STAI Sadra, Otong Sulaeman.


Dalam pemaparannya, Irwan Akib menyebutkan bahwa sinergi antara lembaga pendidikan Islam sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman. Ia juga turut mengapresiasi orientasi STAI Sadra yang menjadikan filsafat Islam bukan hanya sebagai studi akademik, tetapi juga sebagai basis transformasi peradaban. “Sinergi ini antar lembaga pendidikan Islam sangat penting terutama dalam menghadapi tantangan zaman. Maka saya sangat apresiasi orientasi STAI Sadra yang menjadikan filsafat Islam bukan hanya sebagai studi akademik, namun juga berbasis pada transformasi peradaban,” ujar Irwan Akib.

Selanjutnya, Otong Sulaeman selaku Ketua STAI Sadra turut menyampaikan bahwa STAI Sadra sejak awal berdiri telah yakin bahwa membangun kembali peradaban islam yang berakar pada filsafat Islam menjadi hal yang begitu penting dan perlu untuk terus di ikhtiarkan dan di implementasikan. “Kami percaya bahwa kebangkitan peradaban Islam hanya bisa dicapai jika fondasinya kembali diperkuat, dan filsafat Islam adalah fondasi yang paling penting dalam membangun nalar umat. Dalam hal ini, Muhammadiyah memiliki misi yang sejalan melalui gagasan Islam Berkemajuan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa kunjungan ini diharapkan menjadi tonggak awal dari kerja sama formal yang antara STAI Sadra dan PP Muhammadiyah dimana pihaknya juga menyarankan bahwa kerjasama kedepan juga bisa difokuskan pada rekonstruksi dan pengembangan pemikiran tokoh-tokoh Muhammadiyah. “Kami sangat terbuka untuk menyelenggarakan berbagai bentuk kerja sama, mulai dari penelitian, penerbitan, seminar nasional hingga forum akademik lainnya. Kami juga dengan hormat mengundang para pimpinan Muhammadiyah untuk berkunjung ke kampus kami,” pungkas Otong.

Pertemuan antara PP Muhammadiyah dan STAI Sadra ditutup dengan harapan besar dari kedua belah pihak untuk memperkuat sinergi keilmuan dan spiritualitas dalam mengembangkan pendidikan Islam yang lebih komprehensif dan berkemajuan. (Bhisma)

 Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID

Bambang Setiaji Ungkap Tiga Manifestasi Program Kampus Berdampak di PTMA

MUHAMMADIYAH.OR.ID, SAMARINDA – Kemendiktisaintek meluncurkan program baru yaitu, Kampus Berdampak sebagai respon atas tantangan baik dari segi kualitas, relevansi, maupun dampak terhadap masyarakat. Bagi Persyarikatan Muhammadiyah, yang mengelola lebih dari 150 perguruan tinggi menerjemahkan program Kampus Berdampak menjadi tiga kelompok manifestasi yaitu dari segi keagamaan, sosial politik, dan ekonomi.

 

Hal itu disampaikan oleh Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Bambang Setiaji pada Kamis (12/6) dalam Rakornas Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Balikpapan. Kampus Berdampak pada segi keagamaan menurut Bambang adalah terwujudnya masyarakat modern, industrialisasi – robotik, dan seterusnya yang tetap berpijak pada nilai-nilai religiusitas.

Pada sosial politik, Kampus Berdampak bagi Muhammadiyah dimanifestasikan dalam bentuk masyarakat yang demokratis, toleran, tertib, taat hukum, terdidik, bekerja, sehat, dan seterusnya. Sementara pada segi ekonomi, Kampus Berdampak dimanifestasikan sebagai ekonomi yang maju, pangan yang kuat, serta manufaktur yang maju berbasis teknologi – yang terakhir ini menurutnya masih lemah di Indonesia. “Jadi Kampus Berdampak itu seperti apa? yaitu yang bisa berkontribusi kepada tiga hal tersebut,” katanya.

Khususnya dari segi ekonomi, Guru Besar Bidang Ekonomi ini mendorong supaya Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) untuk mendidik anak-anak supaya memiliki semangat berwirausaha. Sebab saat ini jumlah wirausahawan di Indonesia masih tergolong kecil. Anggaran Riset Dibutuhkan untuk Perkuat Program Kampus Berdampak

Akan tetapi, manifestasi dari Kampus Berdampak itu harus didukung oleh riset yang kuat dan bagus – oleh karena itu dibutuhkan anggaran riset yang cukup, untuk menghasilkan temuan-temuan baru yang berdampak. Mengutip data dari International Monetary Fund (IMF), Bambang Setiaji menunjukkan bahwa anggaran riset di dunia Islam, termasuk di Indonesia masih tergolong kecil. Kalah dibandingkan dengan negara lain.

Peringkat pertama negara dengan anggaran riset terbesar diduduki oleh Amerika Serikat, yaitu sebesar 932,457 juta USD yang jika dirupiahkan menurut Bambang hampir menyentuh Rp. 15 triliun. “Itu sama dengan lima kali APBN kita hanya untuk risetnya,” ungkap Bambang. Pada posisi kedua diduduki oleh Cina dengan anggaran riset sebesar 430,131 juta USD. Meski hanya setengah dari anggaran riset AS, namun efektifitas riset di Cina sepuluh kali lipat dibandingkan dengan AS.

Sementara Indonesia hanya memiliki anggaran riset 3,968 juta USD. Menurut Bambang besaran anggaran riset itu jauh di bawah anggaran riset Israel, bahkan Singapura, dan Thailand. Dari perspektif ekonomi, Bambang mengungkapkan jika Indonesia lemah dari riset maka yang harus dilakukan adalah melompat pada industrialisasi – memanfaatkan riset-riset yang telah dilakukan oleh negara lain.

 Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID

Bangsa yang Maju Butuh Kepemimpinan yang Kuat dan Sistem yang Berkesinambungan

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan bahwa kunci kemajuan bangsa terletak pada kepemimpinan yang memegang prinsip political will yang kuat dan sistem yang berkesinambungan.  Hal ini ia sampaikan saat menerima silaturahmi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy  pada Senin malam (9/6) di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.  “Jika bangsa ini jalannya lurus, arahnya betul, para pejabat dari pusat sampai daerah betul-betul mengurus rakyat dengan baik, saya yakin cita-cita bangsa akan terwujud,” tegas Haedar.

Haedar turut menyoroti perlunya political will yang kuat dari para pemimpin. Menurutnya, banyak negara seperti Vietnam mampu bangkit berkat kesungguhan politik dan kepemimpinan yang jelas arah pembangunannya. “Kekuasaan sekecil apapun, jika digunakan dengan baik, negara bisa maju. Maka, jika para pemimpin mampu mengelola negara dengan baik, urusan bangsa akan selesai,” tegasnya. 

Haedar juga mengimbau agar pemerintah tidak tergesa-gesa dalam pembangunan, yang tanpa mempertimbangkan sumber daya manusia yang unggul di dalamnya. “Harus ada keseimbangan. Kita bisa membangun tanpa merusak,” jelasnya. Di sisi lain, Haedar juga menekankan pentingnya membangun sistem yang kuat agar proses pembangunan tidak tergantung pada figur. “Orang datang dan pergi, tapi sistem harus diperkuat,” ujarnya.

Terakhir Haedar berharap bangsa Indonesia bisa terus membangun dengan sistem yang baik dan dikelola dengan kepemimpinan yang kuat. “Kami percaya bahwa jika semuanya dibangun dengan trust (kepercayaan) yang tinggi dan dikelola dengan kuat, maka Indonesia akan semakin besar,” pungkasnya. (Hizkil)

Rektor UMS Rappang Hadiri PKS dan Bimtek Beasiswa Pendidikan Indonesia di Bali

Bali, Pikiran.id — Rektor Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang), Prof. Dr. H. Jamaluddin Ahmad, S.Sos., menghadiri kegiatan Penandatanganan Kerja Sama (PKS) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang digelar di Hotel Jimbaran Beach Resort, Bali. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT), dan dihadiri oleh para rektor serta pejabat perguruan tinggi dari wilayah Regional II.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Jamaluddin Ahmad turut serta dalam proses penandatanganan kerja sama yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta memperluas akses beasiswa bagi mahasiswa, khususnya di lingkungan UMS Rappang. Selain penandatanganan PKS, kegiatan ini juga membahas teknis pembayaran biaya pendidikan yang menjadi tanggung jawab PPAPT kepada para penerima BPI.

Hal ini diharapkan dapat memperkuat tata kelola beasiswa serta memastikan hak-hak mahasiswa terpenuhi dengan baik. “Keikutsertaan UMS Rappang dalam kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperluas jejaring dan memastikan mahasiswa kami mendapatkan akses yang lebih baik terhadap beasiswa nasional,” ujar Prof. Jamaluddin Ahmad. Melalui partisipasi aktif dalam forum-forum nasional seperti ini, UMS Rappang menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia, sekaligus mempererat kerja sama kelembagaan dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. (*)

Sumber : Pikiran.id

Wih Keren! Anak Ilmu Pemerintahan UMS Rappang Sabet Juara Kallolo Dewasa Tanah Ogi di Sengkang-Wajo

Sengkang, Katasulsel.com – Di bawah gemerlap lampu Lapangan Merdeka Sengkang dan sorakan penonton yang membludak, sebuah momen bersejarah terjadi. Andi Pariwusi Cakkudu, mahasiswa semester 4 Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang), berhasil memukau juri dan penonton di ajang bergengsi Ana’dara – Kallolo Tanah Ogi 2025. Bukan hanya soal busana adat yang membungkus tubuhnya dengan anggun, namun pembawaan tenang, wibawa, dan rasa percaya diri Andi Pariwusi membuatnya tampil beda. Ia bukan sekadar tampil—ia menguasai panggung.

Digelar pada 16–17 Mei di jantung Kota Sengkang, acara ini mempertemukan 13 peserta Kallolo Dewasa dari lima kabupaten: Sidrap, Pinrang, Wajo, Soppeng, dan Bone. Mereka datang membawa kebanggaan daerah masing-masing. Alunan musik tradisional mengiringi tiap langkah peserta. Penonton bersorak, kamera-kamera berderet.

Sorot lampu menyinari wajah-wajah tegang namun penuh harap. Budaya Bugis malam itu tidak sekadar ditampilkan, tapi dihidupkan kembali. “Pesertanya keren-keren semua. Tapi waktu Andi tampil, auranya beda. Pembawaannya tuh… elegan banget,” kata salah satu penonton muda asal Soppeng.

Sumber : Sengkang, Katasulsel.com


Pemkab Sidrap Dukung Literasi Digital, Hadiri Expo.Com di UMS Rappang

KOSONGSATUNEWS COM, SIDRAP, — Bupati Sidrap diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra, Muhammad Iqbal, menghadiri kegiatan Expo.Com. 2025 di Kampus Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang), Sulawesi Selatan pada Rabu, (21/5/2025).

Kegiatan bertema “Inovasi Teknologi Media Komunikasi untuk Masa Depan” ini diikuti pelajar tingkat SMA/sederajat. Acara juga dihadiri Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidrap, Rachmat Hambali.

Muhammad Iqbal atas nama Pemerintah Kabupaten Sidrap menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, ajang itu menjadi wadah kreativitas dan edukasi bagi para pelajar.

Ia selanjutnya menekankan pentingnya peran media komunikasi dan teknologi informasi dalam membentuk generasi muda yang adaptif dan kompetitif. “Dengan perkembangan media komunikasi dan teknologi yang sangat cepat, saya berpesan agar dimanfaatkan untuk hal-hal positif. Saya juga berharap adik-adik memperbanyak literasi dengan membaca buku-buku pengetahuan,” ujar Iqbal.

Sementara itu, Ketua Panitia Muhammad Rezki menjelaskan, kegiatan yang digelar Himpunan Mahasiswa Teknologi Pendidikan tersebut bertujuan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya komunikasi dan media dalam dunia pendidikan. “Media bukan hanya alat bantu, tetapi menjadi jembatan antara pengajar dan peserta didik agar proses pembelajaran lebih efektif dan bermakna,” jelasnya.(MDS)

 Sumber : KOSONGSATUNEWS

Muhammadiyah Targetkan 60 Persen Kecamatan se-Indonesia Berdiri PCM

MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA – Pada periode ini ditargetkan 60 persen dari seluruh kecamatan di Indonesia berdiri Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), 40 persen desa atau kelurahan berdiri Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), serta 50 persen Cabang dan Ranting yang sudah ada menjadi aktif. Target sekaligus harapan itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Jamaluddin Ahmad dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LPCRPM PWM Jatim pada Sabtu (10/5) di Gedung PWM Jatim, Surabaya.


Selain itu, Jamal juga menyampaikan supaya setiap PWM, PDM, PCM, dan PRM memiliki satu masjid percontohan yang benar-benar makmur dan mampu memakmurkan jamaah. Menurutnya ini adalah integrasi antara aktivitas organisasi dengan fungsi masjid sebagai pusat kegiatan dakwah dan pemberdayaan umat. “Seluruh sumber daya Persyarikatan harus punya program pemberdayaan dan pembinaan masyarakat berbasis CRM. Masjid tidak sekadar tempat ibadah, tetapi pusat dakwah, pendidikan, dan pelayanan sosial Muhammadiyah,” ujarnya.

Dia juga menegaskan bahwa Ranting Muhammadiyah adalah ujung tombak dakwah Persyarikatan. Ranting yang hidup akan membawa dampak besar bagi eksistensi dan pengaruh Muhammadiyah di tingkat akar rumput. Tak kalah penting, lanjutnya, adalah kemampuan Ranting dalam mengelola rapat secara rutin, menyusun tindak lanjut, melakukan evaluasi, dan menjaga semangat tajdid atau pembaruan dalam setiap langkah organisasi.

Sementara itu, Ketua LPCRPM PWM Jatim, Hasan Ubaidillah mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 549 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dari total 666 kecamatan di Jawa Timur. Ini berarti cakupan struktur cabang Muhammadiyah telah mencapai sekitar 82 persen.

Namun, capaian di tingkat ranting masih menjadi pekerjaan rumah besar. Dari total 8.501 desa/kelurahan di Jawa Timur, baru terdapat 3.613 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), atau sekitar 43 persen. Angka ini, menurutnya, harus terus ditingkatkan. “Kita butuh percepatan untuk memenuhi target tersebut. Semangat kolaborasi, gerak cepat, dan keberanian bertindak harus menjadi karakter pengembangan ranting ke depan,” tegasnya.

Ubaid juga menjelaskan, ada dua alasan utama mengapa gerakan percepatan pembentukan cabang dan ranting harus digencarkan. Pertama, karena cabang dan ranting merupakan tulang punggung dari persyarikatan. Kedua, keberadaan cabang dan ranting yang aktif akan menjadikan Muhammadiyah lebih hidup dan dekat dengan denyut nadi masyarakat. “Ranting yang hidup akan menjadi pelayan masyarakat, tempat solusi, dan pusat gerakan dakwah. Di situlah wajah Muhammadiyah paling nyata dirasakan,” tambahnya.

Tahun ini, LPCRPM PWM Jatim juga merencanakan program besar bertajuk Jambore Cabang, Ranting, dan Masjid. Kegiatan ini diharapkan menjadi ajang konsolidasi, inspirasi, dan penguatan jejaring antar struktur Muhammadiyah di level bawah.

 Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID

Haedar Resmikan Gedung Rawat Jalan Lima Lantai RSIJ Sukapura

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menghadiri Milad ke 33 RS Islam Jakarta Sukapura Kelapa Gading, Jakarta sekaligus meresmikan Gedung Rawat Jalan Lima Lantai pada Rabu (14/5). Turut hadir di acara ini Ketua PP Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman, Sekretaris PP Muhammadiyah Izzul Muslimin, Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah Agus Syamsudin, jajaran PWM DKI Jakarta, serta Direksi RSIJ Sukapura Kelapa Gading, Jakarta.


Sebagai informasi, RSIJ Sukapura Kelapa Gading ini adalah salah satu jaringan RSIJ di Jakarta yaitu RSIJ Cempaka Putih, dan RSIJ Pondok Kopi. Serta masih akan berkembang di beberapa tempat lagi. Perkembangan ini mendapat apresiasi dari Haedar Nashir. Dia berharap dan berkeyakinan bahwa Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang kesehatan jaringan RSIJ, dan khususnya gedung baru Rawat Inap Lima Lantai ini. “Saya yakin ini akan menambah manfaat bagi masyarakat, dan bagaimana kita meningkatkan fasilitas rumah-rumah sakit kita, dan kemudian merawat kesehatan bangsa lebih luas,” katanya.

Dengan seluruh jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah-’Aisyiyah (RSMA) di seluruh Indonesia, Persyarikatan Muhammadiyah menjadi garda terdepan dalam membangun kesehatan bangsa. Pada kesempatan ini, Haedar berpesan supaya RSMA dapat membangun kolaborasi dengan pelayanan kesehatan pemerintah. Pasalnya, jumlah bangsa Indonesia yang banyak akan sulit ditangani sendiri oleh pemerintah.

Fasilitas kesehatan yang dibangun oleh Persyarikatan Muhammadiyah, imbuhnya, tak berorientasi pada keuntungan. Maka, ormas keagamaan yang memberikan pelayanan kesehatan akan menjadi partner terbaik bagi pemerintah dalam menyehatkan bangsa. “Bikin wawasan pemikiran dari kita, untuk disarankan ke pemerintah supaya dapat mengembangkan rumah sakit yang kolaboratif,” katanya.

Ke depan Haedar akan segera berdiri rumah sakit Muhammadiyah berstandar internasional. Oleh karena itu, setiap jaringan rumah sakit Muhammadiyah harus berani memiliki tantangan supaya dapat berkembang. “Nanti jika berhasil mengkonsolidasikan grup, maka ke depan harus ada rumah sakit internasional yang mampu berada di depan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua MPKU PP Muhammadiyah, Agus Syamsudin menyampaikan RSIJ Grup saat ini juga mengembangkan jaringan di tempat lain seperti RS Zam-Zam, RSI Ternate, serta RS Muhammadiyah Bandung Selatan, dan RS Muhammadiyah Bandung Kota. Agus Syamsudin menjelaskan, bahwa jaringan RSIJ Grup itu sedang dalam pengembangan khususnya fasilitas dan tata kelola manajemen. Khusus dua rumah sakit yang belakangan disebut, Agus menargetkan menjadi rumah sakit yang sehat pada 2025.

Saat ini RSIJ Sukapura Kelapa Gading sudah memiliki Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) dengan ketersediaan sebanyak 51 persen dari kewajiban RS Swasta yang hanya 40 persen. Hal itu sebagaimana yang disampaikan Dirut RSIJ Sukapura Kelapa Gading, dr. Fifi Maghfirah. Dia menambahkan, RSIJ Sukapura Kelapa Gading juga sudah bisa diakses oleh masyarakat yang memiliki BPJS atau Kartu JKN.

 Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID