Berita
Haedar: Kekerasan dan Perang Bukan Solusi Penyelesaian Masalah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Setelah sebelas hari perang Iran kontra Israel, Pemerintah Iran mengumumkan gencatan senjata. Langkah ini diambil diharapkan akan mampu membangun perdamaian di muka bumi, serta mencegah meluasnya perang. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mendukung upaya perdamaian yang dilakukan kedua belah pihak. Sebab menurutnya di era modern sekarang ini, tentu penyelesaian masalah dengan kekerasan dan perang tidak boleh menjadi pilihan utama – bahkan tidak boleh jadi pilihan.
Hal itu disampaikan Haedar Nashir pada Rabu (25/6) ketika menerima silaturahmi Duta Besar Iran untuk Republik Indonesia, H.E. Mr. Mohammad Boroujerdi disela-sela Peluncuran Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta pada Rabu (25/6). “Perdamaian ini kita harapkan menjadi solusi untuk selamanya,” kata Haedar.Pada kesempatan ini Haedar juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran Pemerintah Iran melalui Kedutaan Besar dalam launching KHGT. Kehadiran ini diharapkan menjadi dukungan untuk internasionalisasi KHGT sehingga diterapkan oleh umat Islam seluruh dunia.
Sementara itu, Dubes Iran Iran, Mohammad Boroujerdi menjelaskan Iran bukan negara agresor, namun akan selalu melakukan pembelaan diri terhadap segala bentuk serangan. Iran juga mengajak masyarakat global agar tidak gampang terpecah dengan segala bentuk perpecahan terutama melalui narasi media yang dilancarkan oleh pihak Israel.
Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID

Akademi Dai Digital Muhammadiyah Resmi Dibuka, Literasi Teologis Jadi Modal Utama Dakwah Era Digital
MUHAMMADIYAH.OR.ID,
JAKARTA – Ketua
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim membuka Akademi Dai Digital
Muhammadiyah Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PP Muhammadiyah di Universitas
Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada Sabtu (21/6). Dalam amanahnya, Kiai Saad
mengingatkan lagi semangat ayat ideologis Muhammadiyah yaitu Surat Ali Imran
ayat 104. Dari ayat tersebut ditemukan perintah bagi setiap muslim untuk
berdakwah.
Kiai Saad menyebutkan bahwa, dapat disebut sebagai muslim yang sukses itu tidak cukup hanya sampai menjadi dai. Tapi harus sampai menjadi amir yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Menyinggung tentang tema pelatihan ini “Dakwah Transformatif di Era Digital”, Kiai Saad berharap jika ke depan era akan berubah lagi, maka sifat transformatif harus tetap melekat pada aktivitas dakwah Muhammadiyah. “Andaikata era itu berubah lagi, maka sifat transformatif itu harus tetap menempel pada dakwah. Sekarang kita hidup di masa digital, maka hari ini tepat diadakan akademi digital,” katanya.
Derasnya arus informasi yang kian cepat didukung oleh sains dan
teknologi diharapkan mampu direspon dengan baik oleh para dai Muhammadiyah.
Cara merespon itu diantaranya tentu dengan memperkuat literasi. Literasi
menjadi tumpuan utama dai Muhammadiyah, sebab kompatibel dengan situasi era
atau zaman, literasi juga memiliki landasan teologis yakni sebagai ayat pertama
yang turun dalam Al Qur’an.
Dalam menghadapi era digital, para dai Muhammadiyah harus
memiliki landasan teologis yang kuat, wawasan keilmuan yang luas, dan
keterampilan teknologi yang mumpuni. Bukan untuk menjadi pengikut tren, tetapi
untuk mengarahkan arus zaman kepada nilai-nilai Islam yang mencerahkan. “Kalau
dakwah kita hanya mengejar popularitas atau follower, maka kita kehilangan
arah. Tapi jika dakwah kita dibangun atas dasar tauhid dan ilmu, maka itu akan
menjadi kekuatan perubahan yang sejati,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muhammad Arifin
menyampaikan pentingnya dakwah kreatif untuk menyasar berbagai komunitas,
termasuk komunitas atau kelompok masyarakat virtual. LDK sebagai gerakan sayap
dakwah Muhammadiyah diharapkan tak hanya hadir di ruang-ruang nyata, tapi juga
di jagat maya. Maka, dai perlu memiliki bekal atau kemampuan untuk memproduksi
konten yang distributif di dunia maya.
Pada kesempatan ini, Muhammad Arifin juga melaporkan bahwa LDK
PP Muhammadiyah beberapa waktu yang lalu telah melakukan panen raya di kelompok
Suku Baduy – sebagai bagian dari program pendampingan keberdayaan. Sebagai
informasi, kegiatan Akademi Dai Digital Muhammadiyah diikuti peserta sebanyak
100 orang yang berasal dari berbagai LDK seperti dari Regional DKI Jakarta,
Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, dan Lampung.
Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID

PP Muhammadiyah Terima Kunjungan STAI Sadra Bahas Potensi Kerjasama
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhamamdiyah menerima kunjungan dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sadra pada Rabu, (18/6), bertempat di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta. Kunjungan tersebut ditujukan dalam rangka menjajaki kerja sama kelembagaan di bidang pendidikan tinggi Islam. Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib, dan jajaran Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang PP) Muhammadiyah, serta Jajaran STAI Sadra yang dipimpin langsung oleh Ketua STAI Sadra, Otong Sulaeman.
Dalam pemaparannya, Irwan Akib menyebutkan bahwa sinergi antara
lembaga pendidikan Islam sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman. Ia
juga turut mengapresiasi orientasi STAI Sadra yang menjadikan filsafat Islam
bukan hanya sebagai studi akademik, tetapi juga sebagai basis transformasi
peradaban. “Sinergi ini antar lembaga pendidikan Islam sangat penting terutama
dalam menghadapi tantangan zaman. Maka saya sangat apresiasi orientasi STAI
Sadra yang menjadikan filsafat Islam bukan hanya sebagai studi akademik, namun
juga berbasis pada transformasi peradaban,” ujar Irwan Akib.
Selanjutnya, Otong Sulaeman selaku Ketua STAI Sadra turut
menyampaikan bahwa STAI Sadra sejak awal berdiri telah yakin bahwa membangun
kembali peradaban islam yang berakar pada filsafat Islam menjadi hal yang
begitu penting dan perlu untuk terus di ikhtiarkan dan di implementasikan.
“Kami percaya bahwa kebangkitan peradaban Islam hanya bisa dicapai jika
fondasinya kembali diperkuat, dan filsafat Islam adalah fondasi yang paling
penting dalam membangun nalar umat. Dalam hal ini, Muhammadiyah memiliki misi
yang sejalan melalui gagasan Islam Berkemajuan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kunjungan ini diharapkan menjadi
tonggak awal dari kerja sama formal yang antara STAI Sadra dan PP Muhammadiyah
dimana pihaknya juga menyarankan bahwa kerjasama kedepan juga bisa difokuskan
pada rekonstruksi dan pengembangan pemikiran tokoh-tokoh Muhammadiyah. “Kami
sangat terbuka untuk menyelenggarakan berbagai bentuk kerja sama, mulai dari
penelitian, penerbitan, seminar nasional hingga forum akademik lainnya. Kami
juga dengan hormat mengundang para pimpinan Muhammadiyah untuk berkunjung ke
kampus kami,” pungkas Otong.
Pertemuan antara PP
Muhammadiyah dan STAI Sadra ditutup dengan harapan besar dari kedua belah pihak
untuk memperkuat sinergi keilmuan dan spiritualitas dalam mengembangkan
pendidikan Islam yang lebih komprehensif dan berkemajuan. (Bhisma)

Bambang Setiaji Ungkap Tiga Manifestasi Program Kampus Berdampak di PTMA
MUHAMMADIYAH.OR.ID,
SAMARINDA – Kemendiktisaintek
meluncurkan program baru yaitu, Kampus Berdampak sebagai respon atas tantangan
baik dari segi kualitas, relevansi, maupun dampak terhadap masyarakat. Bagi
Persyarikatan Muhammadiyah, yang mengelola lebih dari 150 perguruan tinggi
menerjemahkan program Kampus Berdampak menjadi tiga kelompok manifestasi yaitu
dari segi keagamaan, sosial politik, dan ekonomi.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan
Pusat (PP) Muhammadiyah, Bambang Setiaji pada Kamis (12/6) dalam Rakornas
Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat di Balikpapan. Kampus Berdampak pada segi keagamaan menurut Bambang
adalah terwujudnya masyarakat modern, industrialisasi – robotik, dan seterusnya
yang tetap berpijak pada nilai-nilai religiusitas.
Pada sosial politik, Kampus Berdampak bagi Muhammadiyah
dimanifestasikan dalam bentuk masyarakat yang demokratis, toleran, tertib, taat
hukum, terdidik, bekerja, sehat, dan seterusnya. Sementara pada segi ekonomi,
Kampus Berdampak dimanifestasikan sebagai ekonomi yang maju, pangan yang kuat,
serta manufaktur yang maju berbasis teknologi – yang terakhir ini menurutnya
masih lemah di Indonesia. “Jadi Kampus Berdampak itu seperti apa? yaitu yang
bisa berkontribusi kepada tiga hal tersebut,” katanya.
Khususnya dari segi ekonomi, Guru Besar Bidang Ekonomi ini
mendorong supaya Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) untuk mendidik
anak-anak supaya memiliki semangat berwirausaha. Sebab saat ini jumlah
wirausahawan di Indonesia masih tergolong kecil. Anggaran Riset Dibutuhkan
untuk Perkuat Program Kampus Berdampak
Akan tetapi, manifestasi dari Kampus Berdampak itu harus
didukung oleh riset yang kuat dan bagus – oleh karena itu dibutuhkan anggaran
riset yang cukup, untuk menghasilkan temuan-temuan baru yang berdampak. Mengutip
data dari International Monetary Fund (IMF), Bambang Setiaji menunjukkan bahwa
anggaran riset di dunia Islam, termasuk di Indonesia masih tergolong kecil.
Kalah dibandingkan dengan negara lain.
Peringkat pertama negara dengan anggaran riset terbesar diduduki
oleh Amerika Serikat, yaitu sebesar 932,457 juta USD yang jika dirupiahkan
menurut Bambang hampir menyentuh Rp. 15 triliun. “Itu sama dengan lima kali
APBN kita hanya untuk risetnya,” ungkap Bambang. Pada posisi kedua diduduki
oleh Cina dengan anggaran riset sebesar 430,131 juta USD. Meski hanya setengah
dari anggaran riset AS, namun efektifitas riset di Cina sepuluh kali lipat
dibandingkan dengan AS.
Sementara Indonesia hanya memiliki anggaran riset 3,968 juta
USD. Menurut Bambang besaran anggaran riset itu jauh di bawah anggaran riset
Israel, bahkan Singapura, dan Thailand. Dari perspektif ekonomi, Bambang
mengungkapkan jika Indonesia lemah dari riset maka yang harus dilakukan adalah
melompat pada industrialisasi – memanfaatkan riset-riset yang telah dilakukan
oleh negara lain.

Bangsa yang Maju Butuh Kepemimpinan yang Kuat dan Sistem yang Berkesinambungan
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan bahwa kunci kemajuan bangsa terletak pada kepemimpinan yang memegang prinsip political will yang kuat dan sistem yang berkesinambungan. Hal ini ia sampaikan saat menerima silaturahmi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy pada Senin malam (9/6) di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. “Jika bangsa ini jalannya lurus, arahnya betul, para pejabat dari pusat sampai daerah betul-betul mengurus rakyat dengan baik, saya yakin cita-cita bangsa akan terwujud,” tegas Haedar.
Haedar turut menyoroti perlunya political will yang kuat dari para pemimpin. Menurutnya, banyak negara seperti Vietnam mampu bangkit berkat kesungguhan politik dan kepemimpinan yang jelas arah pembangunannya. “Kekuasaan sekecil apapun, jika digunakan dengan baik, negara bisa maju. Maka, jika para pemimpin mampu mengelola negara dengan baik, urusan bangsa akan selesai,” tegasnya.
Haedar juga mengimbau agar pemerintah tidak tergesa-gesa dalam pembangunan, yang tanpa mempertimbangkan sumber daya manusia yang unggul di dalamnya. “Harus ada keseimbangan. Kita bisa membangun tanpa merusak,” jelasnya. Di sisi lain, Haedar juga menekankan pentingnya membangun sistem yang kuat agar proses pembangunan tidak tergantung pada figur. “Orang datang dan pergi, tapi sistem harus diperkuat,” ujarnya.
Terakhir Haedar berharap bangsa Indonesia bisa terus membangun dengan sistem yang baik dan dikelola dengan kepemimpinan yang kuat. “Kami percaya bahwa jika semuanya dibangun dengan trust (kepercayaan) yang tinggi dan dikelola dengan kuat, maka Indonesia akan semakin besar,” pungkasnya. (Hizkil)

Rektor UMS Rappang Hadiri PKS dan Bimtek Beasiswa Pendidikan Indonesia di Bali
Bali, Pikiran.id —
Rektor Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang), Prof. Dr. H.
Jamaluddin Ahmad, S.Sos., menghadiri kegiatan Penandatanganan Kerja Sama (PKS)
dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang digelar
di Hotel Jimbaran Beach Resort, Bali. Kegiatan ini diselenggarakan oleh
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Pusat Pembiayaan
dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT), dan dihadiri oleh para rektor serta
pejabat perguruan tinggi dari wilayah Regional II.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Jamaluddin Ahmad turut serta dalam
proses penandatanganan kerja sama yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan serta memperluas akses beasiswa bagi mahasiswa, khususnya di lingkungan
UMS Rappang. Selain penandatanganan PKS, kegiatan ini juga membahas teknis
pembayaran biaya pendidikan yang menjadi tanggung jawab PPAPT kepada para
penerima BPI.
Hal ini diharapkan dapat memperkuat tata kelola beasiswa serta
memastikan hak-hak mahasiswa terpenuhi dengan baik. “Keikutsertaan UMS Rappang
dalam kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperluas jejaring dan
memastikan mahasiswa kami mendapatkan akses yang lebih baik terhadap beasiswa
nasional,” ujar Prof. Jamaluddin Ahmad. Melalui partisipasi aktif dalam
forum-forum nasional seperti ini, UMS Rappang menunjukkan komitmennya dalam
mendukung peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia, sekaligus mempererat
kerja sama kelembagaan dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan
Teknologi. (*)
Sumber : Pikiran.id

Wih Keren! Anak Ilmu Pemerintahan UMS Rappang Sabet Juara Kallolo Dewasa Tanah Ogi di Sengkang-Wajo
Sengkang, Katasulsel.com – Di bawah gemerlap lampu Lapangan Merdeka Sengkang dan sorakan penonton yang membludak, sebuah momen bersejarah terjadi. Andi Pariwusi Cakkudu, mahasiswa semester 4 Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang), berhasil memukau juri dan penonton di ajang bergengsi Ana’dara – Kallolo Tanah Ogi 2025. Bukan hanya soal busana adat yang membungkus tubuhnya dengan anggun, namun pembawaan tenang, wibawa, dan rasa percaya diri Andi Pariwusi membuatnya tampil beda. Ia bukan sekadar tampil—ia menguasai panggung.
Digelar pada 16–17 Mei di jantung Kota Sengkang, acara ini
mempertemukan 13 peserta Kallolo Dewasa dari lima kabupaten: Sidrap, Pinrang,
Wajo, Soppeng, dan Bone. Mereka datang membawa kebanggaan daerah masing-masing.
Alunan musik tradisional mengiringi tiap langkah peserta. Penonton bersorak,
kamera-kamera berderet.
Sorot lampu menyinari wajah-wajah tegang namun penuh harap. Budaya Bugis
malam itu tidak sekadar ditampilkan, tapi dihidupkan kembali. “Pesertanya
keren-keren semua. Tapi waktu Andi tampil, auranya beda. Pembawaannya tuh…
elegan banget,” kata salah satu penonton muda asal Soppeng.
Sumber : Sengkang, Katasulsel.com

Pemkab Sidrap Dukung Literasi Digital, Hadiri Expo.Com di UMS Rappang
KOSONGSATUNEWS COM, SIDRAP, — Bupati Sidrap
diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra, Muhammad Iqbal, menghadiri kegiatan
Expo.Com. 2025 di Kampus Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS
Rappang), Sulawesi Selatan pada Rabu, (21/5/2025).
Kegiatan bertema “Inovasi Teknologi Media Komunikasi untuk Masa Depan” ini
diikuti pelajar tingkat SMA/sederajat. Acara juga dihadiri Kepala Bidang
Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Sidrap, Rachmat Hambali.
Muhammad Iqbal atas nama Pemerintah Kabupaten Sidrap
menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya,
ajang itu menjadi wadah kreativitas dan edukasi bagi para pelajar.
Ia selanjutnya menekankan pentingnya peran media komunikasi dan
teknologi informasi dalam membentuk generasi muda yang adaptif dan kompetitif. “Dengan
perkembangan media komunikasi dan teknologi yang sangat cepat, saya berpesan
agar dimanfaatkan untuk hal-hal positif. Saya juga berharap adik-adik
memperbanyak literasi dengan membaca buku-buku pengetahuan,” ujar Iqbal.
Sementara itu, Ketua Panitia Muhammad Rezki menjelaskan,
kegiatan yang digelar Himpunan Mahasiswa Teknologi Pendidikan tersebut
bertujuan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya komunikasi dan media dalam
dunia pendidikan. “Media bukan hanya alat bantu, tetapi menjadi jembatan antara
pengajar dan peserta didik agar proses pembelajaran lebih efektif dan
bermakna,” jelasnya.(MDS)

Muhammadiyah Targetkan 60 Persen Kecamatan se-Indonesia Berdiri PCM
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA – Pada periode ini ditargetkan 60 persen dari seluruh kecamatan di Indonesia berdiri Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), 40 persen desa atau kelurahan berdiri Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), serta 50 persen Cabang dan Ranting yang sudah ada menjadi aktif. Target sekaligus harapan itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Jamaluddin Ahmad dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LPCRPM PWM Jatim pada Sabtu (10/5) di Gedung PWM Jatim, Surabaya.
Selain itu, Jamal juga menyampaikan supaya setiap
PWM, PDM, PCM, dan PRM memiliki satu masjid percontohan yang benar-benar makmur
dan mampu memakmurkan jamaah. Menurutnya ini adalah integrasi antara aktivitas
organisasi dengan fungsi masjid sebagai pusat kegiatan dakwah dan pemberdayaan
umat. “Seluruh sumber daya Persyarikatan harus punya program pemberdayaan dan
pembinaan masyarakat berbasis CRM. Masjid tidak sekadar tempat ibadah, tetapi
pusat dakwah, pendidikan, dan pelayanan sosial Muhammadiyah,” ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa Ranting Muhammadiyah
adalah ujung tombak dakwah Persyarikatan. Ranting yang hidup akan membawa
dampak besar bagi eksistensi dan pengaruh Muhammadiyah di tingkat akar rumput. Tak
kalah penting, lanjutnya, adalah kemampuan Ranting dalam mengelola rapat secara
rutin, menyusun tindak lanjut, melakukan evaluasi, dan menjaga semangat tajdid
atau pembaruan dalam setiap langkah organisasi.
Sementara itu, Ketua LPCRPM PWM Jatim, Hasan
Ubaidillah mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 549 Pimpinan Cabang
Muhammadiyah (PCM) dari total 666 kecamatan di Jawa Timur. Ini berarti cakupan
struktur cabang Muhammadiyah telah mencapai sekitar 82 persen.
Namun, capaian di tingkat ranting masih menjadi pekerjaan rumah
besar. Dari total 8.501 desa/kelurahan di Jawa Timur, baru terdapat 3.613
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), atau sekitar 43 persen. Angka ini,
menurutnya, harus terus ditingkatkan. “Kita butuh percepatan untuk memenuhi
target tersebut. Semangat kolaborasi, gerak cepat, dan keberanian bertindak
harus menjadi karakter pengembangan ranting ke depan,” tegasnya.
Ubaid juga menjelaskan, ada dua alasan utama mengapa
gerakan percepatan pembentukan cabang dan ranting harus digencarkan. Pertama,
karena cabang dan ranting merupakan tulang punggung dari persyarikatan. Kedua,
keberadaan cabang dan ranting yang aktif akan menjadikan Muhammadiyah lebih
hidup dan dekat dengan denyut nadi masyarakat. “Ranting yang hidup akan menjadi
pelayan masyarakat, tempat solusi, dan pusat gerakan dakwah. Di situlah wajah
Muhammadiyah paling nyata dirasakan,” tambahnya.
Tahun ini, LPCRPM PWM Jatim juga merencanakan
program besar bertajuk Jambore Cabang, Ranting, dan Masjid. Kegiatan ini
diharapkan menjadi ajang konsolidasi, inspirasi, dan penguatan jejaring antar
struktur Muhammadiyah di level bawah.
Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID

Haedar Resmikan Gedung Rawat Jalan Lima Lantai RSIJ Sukapura
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menghadiri Milad ke 33 RS Islam Jakarta Sukapura Kelapa Gading, Jakarta sekaligus meresmikan Gedung Rawat Jalan Lima Lantai pada Rabu (14/5). Turut hadir di acara ini Ketua PP Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman, Sekretaris PP Muhammadiyah Izzul Muslimin, Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah Agus Syamsudin, jajaran PWM DKI Jakarta, serta Direksi RSIJ Sukapura Kelapa Gading, Jakarta.
Sebagai informasi, RSIJ Sukapura Kelapa Gading ini
adalah salah satu jaringan RSIJ di Jakarta yaitu RSIJ Cempaka Putih, dan RSIJ
Pondok Kopi. Serta masih akan berkembang di beberapa tempat lagi. Perkembangan
ini mendapat apresiasi dari Haedar Nashir. Dia berharap dan berkeyakinan bahwa
Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang kesehatan jaringan RSIJ, dan khususnya
gedung baru Rawat Inap Lima Lantai ini. “Saya yakin ini akan menambah manfaat
bagi masyarakat, dan bagaimana kita meningkatkan fasilitas rumah-rumah sakit
kita, dan kemudian merawat kesehatan bangsa lebih luas,” katanya.
Dengan seluruh jaringan Rumah Sakit
Muhammadiyah-’Aisyiyah (RSMA) di seluruh Indonesia, Persyarikatan Muhammadiyah
menjadi garda terdepan dalam membangun kesehatan bangsa. Pada kesempatan ini,
Haedar berpesan supaya RSMA dapat membangun kolaborasi dengan pelayanan
kesehatan pemerintah. Pasalnya, jumlah bangsa Indonesia yang banyak akan sulit
ditangani sendiri oleh pemerintah.
Fasilitas kesehatan yang dibangun oleh Persyarikatan
Muhammadiyah, imbuhnya, tak berorientasi pada keuntungan. Maka, ormas keagamaan
yang memberikan pelayanan kesehatan akan menjadi partner terbaik bagi
pemerintah dalam menyehatkan bangsa. “Bikin wawasan pemikiran dari kita, untuk
disarankan ke pemerintah supaya dapat mengembangkan rumah sakit yang
kolaboratif,” katanya.
Ke depan Haedar akan segera berdiri rumah sakit
Muhammadiyah berstandar internasional. Oleh karena itu, setiap jaringan rumah
sakit Muhammadiyah harus berani memiliki tantangan supaya dapat berkembang. “Nanti
jika berhasil mengkonsolidasikan grup, maka ke depan harus ada rumah sakit
internasional yang mampu berada di depan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua MPKU PP Muhammadiyah, Agus
Syamsudin menyampaikan RSIJ Grup saat ini juga mengembangkan jaringan di tempat
lain seperti RS Zam-Zam, RSI Ternate, serta RS Muhammadiyah Bandung Selatan,
dan RS Muhammadiyah Bandung Kota. Agus Syamsudin menjelaskan, bahwa jaringan
RSIJ Grup itu sedang dalam pengembangan khususnya fasilitas dan tata kelola
manajemen. Khusus dua rumah sakit yang belakangan disebut, Agus menargetkan
menjadi rumah sakit yang sehat pada 2025.
Saat ini RSIJ Sukapura Kelapa Gading sudah memiliki
Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) dengan ketersediaan sebanyak 51 persen dari
kewajiban RS Swasta yang hanya 40 persen. Hal itu sebagaimana yang disampaikan
Dirut RSIJ Sukapura Kelapa Gading, dr. Fifi Maghfirah. Dia menambahkan, RSIJ
Sukapura Kelapa Gading juga sudah bisa diakses oleh masyarakat yang memiliki
BPJS atau Kartu JKN.
Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID
