Status PDDIKTI rektoratumsrappang@gmail.com 085299570468 Kode PT : 091058
Muhammadiyah Dorong Transformasi dari Konsumen ke Produsen di Abad Kedua By Syarif Jasman Khalik  05 Mar 2025, 13:25:59 WIB

Muhammadiyah Dorong Transformasi dari Konsumen ke Produsen di Abad Kedua

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Dalam Pengajian Ramadan 1446 H PP Muhammadiyah yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, menyerukan transformasi besar bagi Muhammadiyah menuju abad kedua organisasi ini. Tafsir menekankan perlunya Muhammadiyah beralih dari sekadar konsumen menjadi produsen, terutama dalam memanfaatkan potensi ekonomi yang dimilikinya. Tafsir menyebut Muhammadiyah sebagai “pasar besar” dengan 54 rumah sakit yang mengelola dana fantastis.

“Bayangkan, satu rumah sakit tipe D saja mengelola Rp45 miliar per tahun. Berapa banyak uang yang berputar di 54 rumah sakit kita?” ujarnya, menyoroti besarnya kebutuhan alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan yang selama ini masih bergantung pada pihak lain. Menurut Tafsir, meskipun Muhammadiyah memiliki potensi ekonomi besar, posisinya masih sebagai konsumen, bukan pengendali pasar. “Kita pasar besar, tapi yang mematikan pasar itu masih orang lain. Ini harus berubah,” tegasnya.

Tafsir mengusulkan agar kampus-kampus Muhammadiyah, yang menjadi pengelola dana signifikan, memulai langkah konkret seperti mendirikan pabrik alkes dan obat-obatan. “Kalau kita menunggu Pimpinan Daerah atau Wilayah, akan lambat. Kampus harus jadi pionir,” katanya, seraya membandingkan dana yang dikelola direktur dan rektor dengan anggaran PWM yang jauh lebih kecil.

Tafsir juga menegaskan tiga fokus PWM Jawa Tengah: kaderisasi, ideologisasi, dan mitigasi. Ia menyerukan penguatan paham agama Muhammadiyah melalui pengajian dan menegaskan peran Majelis Tarjih sebagai otoritas keagamaan. “Kita bukan ormas biasa, tapi ormas dengan paham agama yang jelas,” ujarnya.

Ia mencontohkan penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal sebagai bukti otoritas keagamaan Muhammadiyah, meski mengakui adanya dinamika unik seperti perbedaan hisab dan rukyat dengan ormas lain. Transformasi ini, kata Tafsir, akan membawa Muhammadiyah lebih mandiri dan relevan di era modern, sekaligus memperkuat peran sebagai kekuatan sipil yang berakar dari bawah.

(https://muhammadiyah.or.id/2025/03/muhammadiyah-dorong-transformasi-dari-konsumen-ke-produsen-di-abad-kedua/)