Status PDDIKTI rektoratumsrappang@gmail.com 085299570468 Kode PT : 091058
Manajemen Ibadah di Bulan Ramadhan By Syarif Jasman Khalik  15 Feb 2024, 10:35:04 WIB

Manajemen Ibadah di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah musim ketaatan. Semua umat Islam, bahkan yang di luar Ramadhan jarang menunaikan ibadah turut serta dalam meramaikan bulan Ramadhan dengan berbagai ibadah. Semangat untuk ketaatan itu hal yang wajar dan tampak menjadi keseharian setidaknya di awal-awal bulan Ramadhan. Karena memang pada nyatanya, umat Islam di tanah air seringkali mengalami penurunan kuantitas dan kualitas ibadah di bulan Ramadhan, terlebih menjelang lebaran. Lalu bagaimana mengatur diri agar tetap beribadah dengan istikamah ?

Pertama, Manajemen Waktu

Setiap manusia memiliki jatah waktu yang sama, 24 jam. Akan tetapi setiap orang memiliki cara membagi waktu yang berbeda. Begitu juga dalam beribadah, dimana setiap diri memiliki banyak rutinitas dan kondisi yang berbeda. Sehingga perlu untuk membagi waktu untuk ibadah, pekerjaan atau sekolah, istirahat dan keperluan sosial dan keluarganya.

Bulan Ramadhan memang tidak lama, akan tetapi tidak perlu juga terburu-buru untuk memperbanyak ibadah di dalamnya dengan tidak memperhatikan hak-hak diri sendiri, keluarga, pekerjaan, sekolah dan bermasyarakat. Dari situlah kemudian pembagian waktu yang rapi itu perlu dilakukan bahkan sebelum masuk bulan Ramadhan.

Target harian untuk beramal itu perlu, tentang berapa juz atau halaman membaca Al-Qur’an, sedekah rutin, termasuk agenda-agenda tertentu yang mungkin perlu untuk dilaksanakan. Lebih baik lagi jika semua persiapan Ramadhan berikut manajemen waktunya ditulis dengan tabel untuk evaluasi diri setiap harinya.

Kedua, Amalan Sedikit Tapi Rutin

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim HR. Muslim no. 783,
dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.

Energi manusia terbatas. Aktifitas dan kemampuan manusia berbeda-beda. Maka selain memanajemen waktu dan dirinya, setiap orang yang berusaha memanfaatkan waktu di bulan Ramadhan perlu mengisinya dengan amalan-amalan baik yang sedikit tapi rutin.

Seperti seorang yang membaca Al-Qur’an satu juz setiap hari. Sebagian membacanya utuh dari shalat Maghrib hingga halat Isya. Sebagian membaginya, sehingga dua halaman setelah setiap shalat wajib dalam satu hari. Atau seperti seorang yang melakukan shalat malam setiap sebelum sahur sebanyak dua raka’at setiap harinya.

Ketiga, Niatkan Rutinitas Untuk Ibadah

Setiap orang memiliki rutinitas yang berbeda-beda. Sekolah, kuliah, belajar, mengurus rumah tangga, bekerja dengan berbagai bidang dan jenisnya. Agar tidak menyesal di akhir Ramadhan, setiap Muslim perlu untuk meniatkan rutinitasnya di bulan Ramadhan sebagai amal ibadah. Karena aktifitas muslim yang bernilai kebaikan, akan bernilai ibadah ketika diniatkan mengharap balasan dari Allah -azza wa jalla-.

 Mereka yang sekolah dan kuliah, mempelajari ilmu untuk bermanfaat bagi diri dan orang lain. Mereka yang bekerja untuk mencari nafkah halal baginya dan keluarganya, termasuk para ibu-ibu rumah tangga yang menyiapkan makanan untuk dikonsumsi keluarga, juga akan bernilai ibadah. Terlebih jika menyiapkan sahur bertepatan dengan malam Lailatul Qadar.

Memang dalam sejarah ada beberapa sosok tertentu yang mampu mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak sekali setiap hari atau bahkan lebih. Tetapi dalam konteks kondisi seperti di masa sekarang, itu tampaknya sulit bahkan mustahil. Setiap orang perlu beribadah dengan semampunya saja. (Muhammad Utama Al Faruqi)

(https://muhammadiyah.or.id/2024/02/manajemen-ibadah-di-bulan-ramadhan/)