
Muhammadiyah Targetkan 60 Persen Kecamatan se-Indonesia Berdiri PCM
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA – Pada periode ini ditargetkan 60 persen dari seluruh kecamatan di Indonesia berdiri Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), 40 persen desa atau kelurahan berdiri Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), serta 50 persen Cabang dan Ranting yang sudah ada menjadi aktif. Target sekaligus harapan itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Jamaluddin Ahmad dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LPCRPM PWM Jatim pada Sabtu (10/5) di Gedung PWM Jatim, Surabaya.
Selain itu, Jamal juga menyampaikan supaya setiap
PWM, PDM, PCM, dan PRM memiliki satu masjid percontohan yang benar-benar makmur
dan mampu memakmurkan jamaah. Menurutnya ini adalah integrasi antara aktivitas
organisasi dengan fungsi masjid sebagai pusat kegiatan dakwah dan pemberdayaan
umat. “Seluruh sumber daya Persyarikatan harus punya program pemberdayaan dan
pembinaan masyarakat berbasis CRM. Masjid tidak sekadar tempat ibadah, tetapi
pusat dakwah, pendidikan, dan pelayanan sosial Muhammadiyah,” ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa Ranting Muhammadiyah
adalah ujung tombak dakwah Persyarikatan. Ranting yang hidup akan membawa
dampak besar bagi eksistensi dan pengaruh Muhammadiyah di tingkat akar rumput. Tak
kalah penting, lanjutnya, adalah kemampuan Ranting dalam mengelola rapat secara
rutin, menyusun tindak lanjut, melakukan evaluasi, dan menjaga semangat tajdid
atau pembaruan dalam setiap langkah organisasi.
Sementara itu, Ketua LPCRPM PWM Jatim, Hasan
Ubaidillah mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 549 Pimpinan Cabang
Muhammadiyah (PCM) dari total 666 kecamatan di Jawa Timur. Ini berarti cakupan
struktur cabang Muhammadiyah telah mencapai sekitar 82 persen.
Namun, capaian di tingkat ranting masih menjadi pekerjaan rumah
besar. Dari total 8.501 desa/kelurahan di Jawa Timur, baru terdapat 3.613
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), atau sekitar 43 persen. Angka ini,
menurutnya, harus terus ditingkatkan. “Kita butuh percepatan untuk memenuhi
target tersebut. Semangat kolaborasi, gerak cepat, dan keberanian bertindak
harus menjadi karakter pengembangan ranting ke depan,” tegasnya.
Ubaid juga menjelaskan, ada dua alasan utama mengapa
gerakan percepatan pembentukan cabang dan ranting harus digencarkan. Pertama,
karena cabang dan ranting merupakan tulang punggung dari persyarikatan. Kedua,
keberadaan cabang dan ranting yang aktif akan menjadikan Muhammadiyah lebih
hidup dan dekat dengan denyut nadi masyarakat. “Ranting yang hidup akan menjadi
pelayan masyarakat, tempat solusi, dan pusat gerakan dakwah. Di situlah wajah
Muhammadiyah paling nyata dirasakan,” tambahnya.
Tahun ini, LPCRPM PWM Jatim juga merencanakan
program besar bertajuk Jambore Cabang, Ranting, dan Masjid. Kegiatan ini
diharapkan menjadi ajang konsolidasi, inspirasi, dan penguatan jejaring antar
struktur Muhammadiyah di level bawah.
Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID
Artikel Lainnya :
- Haedar Resmikan Gedung Rawat Jalan Lima Lantai RSIJ Sukapura
- Muhammadiyah Luncurkan Pilot Project Sistem Informasi Geospasial
- ‘Aisyiyah Perkuat Layanan Pendidikan Inklusif untuk Semua
- PP Muhammadiyah Terima Bantuan 2000 Mushaf Al-Qur’an
- Kunjungan Program Studi Ilmu Perikanan ke SMK Negeri 7 Pinrang