Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua, Bagi Muhammadiyah Tema itu Bukan Sebatas Rencana
MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG – Milad ke-112 dan Tanwir Muhammadiyah tahun 2024 ini mengambil tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”. Tema itu bukan sebatas rencana tapi sudah dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia bergerak melalui amal kebajikan konkrit yang dapat dirasakan manfaatnya untuk semua, tidak hanya bagi warga Muhammadiyah atau umat Islam saja.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang saat ini menjabat sebagai Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa Muhammadiyah hadir memberikan solusi untuk masalah yang dihadapi umat, bangsa dan kemanusiaan.
Dalam bidang pendidikan, katanya, Muhammadiyah berperan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai institusi pendidikan mulai dari PAUD, TK, pendidikan dasar dan menengah, serta Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah.
Ketika kita bicara pendidikan dan kita buka di Dapodik maka segera muncul di situ kata-kata Muhammadiyah itu muncul di mana-mana, ‘Aisyiyah muncul di mana-mana,” kata Mu’ti pada (20/11) di Kota Bandung.
Mu’ti menjelaskan, munculnya nama Muhammadiyah-’Aisyiyah di Data Pokok Pendidikan itu artinya jumlah sekolahnya banyak dan sebarannya luas tidak hanya di Jawa saja, tapi di seluruh penjuru Indonesia.
Dari data yang diterimanya, Abdul Mu’ti menyampaikan saat ini sebanyak 1.050.000 murid yang sedang belajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Jumlah tersebut tersebar di sekolah Muhammadiyah yang ada di ujung barat ke timur, sampai dari utara ke ujung selatan Indonesia.
Tak hanya di bidang pendidikan, cara Muhammadiyah menghadirkan kemakmuran juga ditempuh melalui jalan pelayanan kesehatan. Data terbaru dan masih terus berkembang, Muhammadiyah telah memiliki 128 rumah sakit dan 400 an klinik.
“Bahkan di PDM Kendal punya lima rumah sakit…. Padahal di Kendal itu ada tujuh rumah sakit, satu rumah sakit swasta, satu rumah sakit pemerintah, dan lima itu milik Muhammadiyah,” katanya.
“Jadi Muhammadiyah itu bukan organisasi kaleng-kaleng, organisasi yang mungkin kalau lihat datanya bikin orang geleng-geleng,” seloroh Mu’ti.
Besarnya manfaat yang diberikan Muhammadiyah untuk kemakmuran itu dilakukan secara mandiri, namun tidak menutup diri untuk saling berkolaborasi. Dasar kemandirian itu, kata Mu’ti, yang menjadi inspirasi bagi gerakan lain.
Saat ini, Muhammadiyah sedang menindaklanjuti hasil Muktamar ke-47 di Makassar yaitu pilar ekonomi. Pengokohan pilar keempat ini tidak lantas menjadikan Muhammadiyah lupa akan pilar pendidikan, kesehatan, dan sosial yang selama ini telah dikerjakan.
Adanya pilar ekonomi, katanya, bukan berarti di pilar-pilar gerakan yang lain tidak ada dimensi ekonominya. Sebab dengan adanya rumah sakit dan institusi pendidikan juga telah memutar roda ekonomi.
“Yang jualan, yang antar jemput dan lain-lain itu dampak ekonomi yang mengikuti keberadaan sekolah Muhammadiyah. Di banyak tempat ekonomi bergerak ketika berdiri kampus Muhammadiyah,” ungkapnya.
Dampak ekonomi yang mengikuti adanya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) ini tidak hanya terjadi di institusi pendidikan, tapi juga di rumah-rumah sakit Muhammadiyah-’Aisyiyah.
(https://muhammadiyah.or.id/2024/11/menghadirkan-kemakmuran-untuk-semua-bagi-muhammadiyah-tema-itu-bukan-sebatas-rencana/)
Artikel Lainnya :
- Jadikan Perjuangan dalam Muhammadiyah Sebagai Bagian dari Ibadah
- Haedar Ajak Pimpinan PTMA Ciptakan Kualitas SDM yang Unggul
- Muhammadiyah Ajak Kolaborasi dalam Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua
- Milad Ke-112 Muhammadiyah: Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua
- Hadiri Milad ke-112 Muhammadiyah di Jatim, Mu’ti Sekaligus Launching Makan Siang Bergizi