Jadikan Perjuangan dalam Muhammadiyah Sebagai Bagian dari Ibadah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, BINJAI – Dalam rangka memperingati Milad ke-112 Muhammadiyah, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Saad Ibrahim, mengingatkan pentingnya berpikiran besar dalam bermuhammadiyah. Pesan tersebut disampaikan dalam acara Pengajian yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Binjai, Sabtu (16/11).
Saad menekankan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi besar tidak mungkin berkembang pesat tanpa campur tangan Allah SWT. Muhammadiyah, yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan pada 1912, kini menjadi gerakan Islam modern yang membawa kebermanfaatan luas melalui amal usaha di berbagai bidang, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Muhammadiyah yang didirikan sejak tahun 1912 ini, perkembangannya sangat pesat dengan amal-amal usaha yang begitu banyak. Hal ini membuktikan bahwa Muhammadiyah dijaga oleh Allah SWT. Tidak mudah mendirikan organisasi sebesar Muhammadiyah ini tanpa pertolongan-Nya,” ujar Saad.
Ia juga mengajak warga Muhammadiyah untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan perjuangan dalam Muhammadiyah sebagai bagian dari ibadah kepada-Nya.
“Carilah kemuliaan itu langsung pada pemiliknya, yaitu Allah SWT. Jika kita mencurahkan hidup untuk kebaikan Islam, salah satunya melalui Muhammadiyah, maka insyaallah segala urusan kita akan diurus oleh Allah,” tambahnya.
Ngaji Koma, Bukan Ngaji Titik
Dalam kesempatan tersebut, Saad menyoroti bahwa perkembangan Muhammadiyah pada abad kedua semakin pesat dengan semangat rahmatan lil alamin. Untuk menjaga momentum ini, ia mengajak warga Muhammadiyah untuk berpikiran besar dan mengembangkan prinsip ngaji koma, yaitu pendekatan pembelajaran yang terus berlanjut dan tidak berhenti pada satu titik.
“Besarkan dan jaga Muhammadiyah ini. Muhammadiyah telah berkembang jauh lebih pesat pada abad kedua dengan semangat rahmatan lil alamin. Amal usaha Muhammadiyah tidak hanya tersebar di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia,” jelasnya.
Dalam bermuhammadiyah, Saad berpesan jangan memiliki pikiran kecil. Kita harus berpikir besar.
“Kiai Ahmad Dahlan mengajarkan Surat Al-Ma’un bukan sekadar untuk dipahami, tetapi agar kita mewujudkan nilai-nilainya. Oleh karena itu, ngaji dalam Muhammadiyah bukan ngaji titik, tetapi ngaji koma,” tegas Saad.
Muhammadiyah, yang telah berdiri selama lebih dari satu abad, memiliki sejarah panjang dalam memberikan manfaat bagi bangsa dan umat.
“Oleh karena itu, kita sebagai bagian dari Muhammadiyah harus menjaga dan mengembangkannya secara bersama-sama,” pungkas Saad. (bhisma)
(https://muhammadiyah.or.id/2024/11/jadikan-perjuangan-dalam-muhammadiyah-sebagai-bagian-dari-ibadah/)
Artikel Lainnya :
- Haedar Ajak Pimpinan PTMA Ciptakan Kualitas SDM yang Unggul
- Muhammadiyah Ajak Kolaborasi dalam Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua
- Milad Ke-112 Muhammadiyah: Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua
- Hadiri Milad ke-112 Muhammadiyah di Jatim, Mu’ti Sekaligus Launching Makan Siang Bergizi
- Penguatan Ideologi untuk Penyatuan Gerakan Amal Kebajikan Muhammadiyah