Miliki Sistem Respon Darurat, Muhammadiyah Terdepan Tangani Erupsi Gunung Merapi
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang merupakan sebutan publik dari Lembaga Resiliensi Bencana Muhammadiyah telah mengaktifkan sistem respon daruratnya untuk bergerak cepat membantu warga yang terdampak erupsi Gunung Merapi.
“MDMC sudah membuka pos koordinasi dan pos pelayanan yang sampai sekarang masih buka. Artinya, ketika ada peningkatan aktivasi erupsi, baik itu erupsi freatik atau erupsi yang lebih besar sudah siap,” ungkap Wakil Ketua MDMC di tingkat PP Muhammadiyah, Naibul Umam.
Lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (16/3), Naibul mengatakan jika MDMC sudah menyiapkan perencanaan sistem kesiapsiagaan jika sewaktu-waktu Gunung Merapi erupsi. Bahkan, perencanaan tersebut disiapkan sejak 2020.
Sebagai respons darurat, Relawan Muhammadiyah langsung membagikan 20 ribu masker ke masyarakat di sejumlah wilayah yang terdampak hujan abu vulkanik.
Respons darurat yang lainnya adalah membagikan google atau kacamata pelindung kepada warga seperti petani yang sawah dan kebunnya berada di lereng Merapi.
“Ada 20.000 masker yang sudah diberikan ke masyarakat, mulai di Kecamatan Dukun, Kecamatan Sawangan, Tegalrejo dan Kecamatan Candimulyo, sampai di kota Magelang,” kata dia.
MDMC yang dalam operasinya didukung LAZISMU juga menyiagakan relawan untuk daerah Klaten, Boyolali, dan Sleman walaupun dampak erupsinya belum begitu serius. Salah satu pendampingan yang dilakukan MDMC adalah mengajak masyarakat untuk mengakses informasi dari sumber yang tepat seperti informasi dari BPPTKG soal Merapi.
Naibul Umam mengatakan bahwa saat ini Relawan Muhammadiyah juga terus melakukan pemantauan pada pos pelayanan di Desa Dukun, Desa Sawangan, serta pos koordinasi di Magelang. Dari hasil penilaian relawan, sebaran abu vulkanik berdampak kepada kesehatan manusia dan berpengaruh kepada ternak.
Persediaan rumput sebagai sumber pakan ternak mulai menipis, karena terkena abu vulkanik, sehingga tidak layak dikonsumsi.
“Alhamdulillah, mulai tanggal 12 lalu hingga hari ini sudah puluhan orang mengirim rumput untuk ternak sapi dan kambing di daerah-daerah yang terdampak,” kata Umam.
Selain dampak kepada peternak, tim MDMC juga menemukan adanya dampak pada keberlanjutan hidup bagi petani di lereng Merapi. Karena banyak tanaman yang rusak akibat abu vulkanik yang menempel di tanaman.
“Contohnya, terjadi pada petani kembang kol yang harus memanen lebih cepat karena takut rusak dan ketika dijual hasilnya sangat tidak sesuai harga jual semestinya,” kata dia.
Oleh karena itu, MDMC mendorong pemerintah untuk membantu petani dan peternak di desa-desa terdampak tersebut. MDMC juga meminta agar secepatnya dilakukan distribusi air bersih, sebab beberapa daerah mulai kesulitan air.
(https://muhammadiyah.or.id/miliki-sistem-respon-darurat-muhammadiyah-terdepan-tangani-erupsi-gunung-merapi/)
Artikel Lainnya :
- Muhammadiyah NTT Segera Gelar Musywil, Bertempat di Kota Bersejarah, Ende
- 1st LARSI Annual Meeting Menuju Rumah Sakit Berkualitas
- Festival Gaharu, Ruang Para Pembaharu Sekolah Muhammadiyah
- Mengoptimalkan Peran IMM Sebagai Wadah Pengembangan Potensi Kampus dalam Menyongsong Ramadhan
- Refleksi 59 tahun IMM: Sejarah Berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah