Agar Kultum Ramadhan Tidak Terasa Membosankan
Bulan Ramadhan selalu penuh dengan berbagai tradisi khas Indonesia yang kental dengan semangat untuk menggembirakan datangnya bulan suci ini dengan berbagai kegiatan dakwah yang sarat akan manfaat.
Mayoritas masjid dan musholla di berbagai tempat mengadakan kajian ringan atau yang lazim disebut sebagai kuliah tujuh menit (kultum) di beberapa momen tertentu seperti setelah shalat Subuh, sebelum berbuka dan antara shalat Isya dan Tarawih. Lalu bagaimana agar kultum Ramadhan ini menjadi lebih hidup dan tidak terasa membosankan ?
Pemateri
Baik pemateri kajian yang masih pemula atau yang sudah cukup terbiasa membawakan materi dalam kajian di dalam maupun luar bulan Ramadhan, sangat perlu untuk persiapan teknis seperti penampilan, kebersihan diri secara khusus gigi dan mulut, pengucapan kata yang jelas, intonansi atau varian nada dalam menyampaikan materi, dan tentu saja kesiapan dalam materi itu sendiri.
Materi kajian Ramadhan perlu disiapkan jauh-jauh hari agar terkuasai dan mudah dipahami oleh jama’ah. Sebagian pemateri mencukupkan sekitar 10-15 judul materi saja untuk semua jadwal kajian di bulan Ramadhan, sehingga satu judul materi bisa disampaikan di lebih dari satu tempat yang berbeda dan berjauhan.
Selain itu, membawa catatan kecil yang memuat garis besar materi dan dalil yang akan disampaikan juga sangat disarankan. Tanpa harus menuliskan semua materi dan membacakannya. Metode membacakan materi secara lengkap seringkali justru menjadikan kultum itu menjadi kurang menarik.
Materi
Materi dalam kajian ringan atau kultum memang tidak perlu terlalu banyak, kecuali jika pemateri memang seorang yang sudah menjadi pemateri terjadwal di berbagai kajian. Selain penguasaan materi itu penting, juga perlu untuk diketahui bahwa materi yang memuat ajakan, motivasi ibadah dan ketaatan, renungan dan penyucian jiwa lebih diutamakan daripada materi yang sifatnya teknis. Karena sebenarnya itulah yang diinginkan jama’ah secara umum.
Satu judul materi bisa saja disampaikan di lebih dari satu lokasi yang tidak berdekatan. Tetapi jika pemateri memiliki jadwal lebih dari satu kali di satu lokasi, tentu perlu untuk menyampaikan materi yang bervariasi.
Selain itu, bahasa yang digunakan dalam menyampaikan materi adalah bahasa yang umum, yang mudah dipahami, dan boleh juga memakai bahasa daerah. Itu semua menyesuaikan kondisi jama’ah. Pemateri perlu mengetahui kondisi jama’ah dari latar belakang pendidikan, profesi dan semisalnya. Materi disampaikan dengan singkat, padat, dan jelas.
Materi yang disampaikan secara umum bisa berupa kisah yang memuat keteladanan dari khazanah sejarah Islam dan keteladanan tokoh Muhammadiyah, atau yang memuat kategori berjumlah seperti penjelasan lima obat hati, lima ayat obat kesedihan, dan semisalnya, karena itu lebih menarik bagi jama’ah. Menyampaikan kisah yang memantik tawa jama’ah bukanlah masalah selama itu kisah yang benar terjadi, untuk mengkondisikan jama’ah agar rileks, yang dengan itulah jama’ah akan betah mendengarkan kultum.
Materi atau dalil yang dimuatnya juga perlu dibuat bervariasi. Sehingga dalil hadits tentang keutamaan Ramadhan tidak tersampaikan di satu lokasi yang sama, berkali-kali oleh pemateri yang berbeda-beda. Karena itu akan membuat jama’ah bosan.
Panitia
Pihak panitia dan masjid perlu mengkondisikan waktu dan tempat agar kultum juga bisa tersampaikan dengan baik dan membuat jama’ah nyaman. Mulai dari kesiapan sound system, memilih pemateri, dan agar ruangan tidak pengap. Komunikasi yang intens dengan pemateri tentang konsep kultum termasuk memberi informasi seputar latar belakang jama’ah dan waktu maksimal itu perlu, terlebih bagi pemateri yang pertama kali berada di tempat itu.
Jama’ah
Jama’ah sebagai pendengar juga perlu menjaga agar sesi kultum kondusif dengan mendengarkan dengan baik materi yang disampaikan pemateri. Walaupun pemateri adalah santri pesantren Muhammadiyah yang sedang bertugas. Jika kurang setuju atau kurang suka dengan materi yang disampaikan, itu bisa disampaikan dengan bijak pada panitia. (Muhammad Utama Al Faruqi)
(https://muhammadiyah.or.id/2024/02/agar-kultum-ramadhan-tidak-terasa-membosankan/)
Artikel Lainnya :
- FAST UMS Rappang Kumpulkan Tenaga Akademik dalam Upaya Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional
- Kegiatan Pembekalan Praktek Industri Angkatan 1 Pendidikan Vokasional Seni Kuliner UMS RAPPANG
- Setiap Individu Bertanggung Jawab atas Diri Sendiri
- Umar Melarang Anaknya Dicalonkan Jadi Khalifah
- Muchild Selenggarakan ESQ Malam Taqorrub Dan Doa Bersama